INDOZONE.ID - Qatar, yang telah lama menjadi mediator utama dalam konflik Gaza antara Hamas dan Israel, kini menangguhkan upayanya.
Langkah ini diambil sebagai respons atas kurangnya iktikad serius dari kedua pihak dalam mencapai kesepakatan damai.
Ketegangan antara Hamas dan Israel masih terus berlanjut, meski berbagai upaya telah dilakukan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Dengan keputusan ini, Qatar menunjukkan sikap tegas untuk tidak melanjutkan mediasi hingga ada komitmen serius dari pihak-pihak terkait.
Mediasi Qatar dan Alasan Penangguhan
Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan bahwa negara tersebut akan menghentikan sementara peran mediasi antara Hamas dan Israel.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemauan dari kedua pihak untuk mengatasi perbedaan pandangan dan mencapai kesepakatan yang bermakna.
Baca Juga: Jenazah Ismail Haniyeh Tiba Di Qatar, Mantan Wapres Jusuf Kalla Hadir di Pemakaman
Sejak November 2023, ketika gencatan senjata seminggu tercapai, tidak ada kemajuan berarti dalam negosiasi.
Qatar bahkan telah memberi peringatan sepuluh hari sebelum keputusan ini, bahwa mereka akan menarik diri jika kesepakatan tak kunjung tercapai.
Hambatan dalam Negosiasi Damai
Meski telah ada sejumlah pertemuan yang dimediasi bersama oleh Qatar, Kairo, dan Washington, perundingan damai terus menemui jalan buntu.
Permasalahan utama yang menjadi hambatan adalah tuntutan Hamas agar Israel mundur sepenuhnya dari wilayah Gaza, yang berulang kali ditolak oleh Israel.
Kedua belah pihak saling menyalahkan atas lambatnya proses ini, dan situasi ini semakin memperpanjang penderitaan warga sipil yang terjebak dalam konflik.
Keberadaan Kantor Politik Hamas di Qatar
Sumber diplomatik menyebutkan bahwa keberadaan kantor Hamas di Doha mungkin tidak lagi relevan jika pembicaraan damai tetap terhenti.
Meski begitu, pejabat Hamas di Qatar menyatakan bahwa mereka belum menerima permintaan resmi untuk meninggalkan negara tersebut.
Keberadaan mereka di Qatar selama ini dianggap sebagai jalur komunikasi penting bagi proses diplomasi.
Dampak Konflik: 400 Hari Perang Tanpa Akhir
Perang antara Israel dan Hamas kini telah memasuki hari ke-400. Meskipun gencatan senjata singkat pada November lalu berhasil mengembalikan sejumlah sandera, konflik ini tetap berlanjut.
Serangan udara Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan banyak warga sipil, termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak yang berada di kamp pengungsian.
Di tengah konflik ini, banyak warga Gaza yang harus terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang lebih aman.
Situasi Memanas di Lebanon
Perang antara Israel dan Hamas juga berdampak pada negara tetangga, Lebanon. Sejak September, Israel meningkatkan serangannya di perbatasan Lebanon dan bahkan mengirim pasukan darat.
Konflik di Lebanon ini telah menewaskan ribuan warga sipil dan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Selain itu, kelompok Hizbullah, yang menjadi sekutu Hamas, terus melakukan perlawanan terhadap pasukan Israel di wilayah utara.
Keputusan Qatar untuk menunda upaya mediasi menunjukkan kerumitan dan mendalamnya konflik ini.
Meski Qatar menyatakan akan melanjutkan mediasi jika ada keseriusan dari kedua belah pihak, situasi yang terjadi di lapangan tetap mengkhawatirkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com