Sabtu, 09 NOVEMBER 2024 • 15:18 WIB

KFC Indonesia Tutup 47 Gerai, 2.274 Karyawan Terkena PHK dan Alami Kerugian Rp 557 Miliar

Author

Ilustrasi gerai KFC.

INDOZONE.ID - PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pemegang hak waralaba KFC di Indonesia, mengalami penurunan penjualan hingga mengalami kerugian besar sebanyak Rp 557,08 miliar pada kuartal III tahun 2024.

Angka ini meningkat drastis, naik 266,59% dari kerugian sebesar Rp 152,41 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dampak dari kerugian ini, perusahaan makanan cepat saji ini memutuskan untuk menutup 47 gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.274 karyawan.  

Baca Juga: McDonald Alami Penurunan Penjualan Global Akibat Konflik Israel dan Palestina

Penyebab Kerugian KFC Indonesia 

Dalam laporan keuangan FAST yang dirilis Jumat (8/11/2024), FAST menyebut ada dua faktor utama yang memicu kerugian ini.

Pertama, pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19 yang belum optimal. Konsumsi masyarakat terhadap makanan cepat saji belum kembali seperti sebelum pandemi.  

Kedua, KFC menjadi salah satu korban gelombang boikot yang terjadi akibat krisis Timur Tengah.

Situasi geopolitik yang memanas telah memengaruhi persepsi masyarakat terhadap merek-merek internasional, termasuk KFC.

Aksi boikot KFC ini memperburuk kinerja keuangan perusahaan yang sebelumnya sudah terpukul.  

Ilustrasi KFC (REUTERS)

Penutupan Gerai KFC dan PHK Massal 

Hingga 30 September 2024, KFC Indonesia mengoperasikan 715 gerai, turun dari 762 gerai pada akhir 2023.

Penutupan 47 gerai ini merupakan bagian dari upaya efisiensi perusahaan untuk mengurangi beban operasional.

Langkah KFC tutup gerai dan PHK massal ini juga berdampak pada jumlah karyawan.

Perusahaan mencatat pengurangan karyawan dari 15.989 orang pada akhir 2023 menjadi 13.715 orang pada akhir September 2024.

Sebanyak 2.274 karyawan terdampak langsung oleh keputusan ini.  

Baca Juga: Starbucks Indonesia Rugi Rp79,13 Miliar hingga Kuartal III 2024, Penjualan Anjlok 21%

Ilustrasi gerai KFC.

Di tengah tekanan finansial, FAST terus berupaya melakukan restrukturisasi bisnis untuk meminimalkan kerugian.

Meskipun begitu, situasi pasar yang belum stabil dan dampak dari boikot global tetap menjadi tantangan besar.  

Perusahaan berharap situasi ekonomi dan geopolitik dapat segera membaik sehingga bisnis dapat kembali berjalan dengan optimal.

Selain itu, FAST juga berkomitmen untuk mencari solusi terbaik bagi karyawan yang terdampak PHK.  

Dengan langkah efisiensi ini, masyarakat menanti apakah KFC Indonesia dapat bangkit dan kembali mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri makanan cepat saji.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Laporan Keuangan FAST