Sabtu, 08 JUNI 2024 • 15:05 WIB

Mulai Meluber, Pemkot Jogja Tingkatkan Kapasitas Bank Sampah

Author

PJ Walikota Yogyakarta mengatakan, saat ini darurat sampah di Kota Yogyakarta terjadi akibat sisa sampah yang belum terangkut ke TPA.

INDOZONE.ID - Penjabat (PJ) Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengatakan, saat ini darurat sampah di Kota Yogyakarta terjadi akibat sisa sampah yang belum terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, pasca lokasi tersebut ditutup pada bulan lalu.

Karenanya, ke depan akan berusaha memindahkan bank sampah kembali untuk melakukan pemilahan.

“Bank sampah nanti akan kami warning untuk dimanfaatkan,” katanya kepada wartawan, Sabtu (08/06/2024).

“Sampah yang lain yang akan kita sisir, terus kita poskan ke depo dulu, sampel dari depo kita melakukan penimbangan pengolahan ketiga tempat tersebut (TPST),” sambungnya.

Baca Juga: Polresta Jogja Ungkap 24 Tersangka Penyalahgunaan Narkoba, Salah Modusnya Sebuah Sabu-Sabu dibungkus ke Dalam Buku Kamus

Selain itu, Pemkot Yogyakarta masih terus berupaya melakukan perampingan untuk tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tiga lokasi yakni di Karangmiri, Kranon, dan Nitikan.

Pada tiga titik tersebut proses pengembanganya mencapai 80 persen sebelum bisa dimaksimalkan untuk pengolahan sampah yang berpotensi dapat mengolah sampah hingga 200 ton per hari. Sugeng menyampaikan saat ini di Kota Yogyakarta terdapat 678 bank sampah dengan berbagai kondisi.

“Untuk Sitimulyo itu mungkin sudah jenuh, masyarakatnya juga sudah semakin kritis dan sebagainya pastinya, kemungkinan besar kita akan optimalkan di tiga titik itu kalau masih ada yang bisa dimungkinkan untuk kita melakukan pengolahan sampah,” tandasnya.

Sebelumnya, Pemda DIY melalui Sekda, Beny Suharsono menyampaikan berencana akan membuka TPA Piyungan secara darurat. Atas rencana tersebut, Sugeng menyampaikan bahwa dirinya enggan menyebut status dibukanya TPA Piyungan.

Baca Juga: Pelajar di Pondok Aren Dibacok saat Terlibat Tawuran, Pelaku Ditangkap Polisi

Namun dirinya menyebut jika saat ini dimungkinkan untuk aktivitas pengolahan sampah melalui TPS3R yang disebutnya tidak memiliki efek terhadap lingkungan karena proses yang lebih diperhatikan.

“Di sana masih memungkinkan untuk kegiatan TPS3R, di mana di situ tidak dibuang, tapi diolah. Se ekstrim-ekstrimnya tidak turun dari truk, langsung ke conveyor dan diolah kita keluarkan lagi untuk kepentingan yang lain,” imbuhnya.

Meski sempat mendapat penolakan dari warga sekitar seperti yang terjadi di TPST Karangmiri, ia menyampaikan bahwa hal tersebut memang perlu dilakukan dua dari dua sisi. Dirinya menyebut perlunya edukasi kepada masyarakat akibat isu sampah yang sensitif.

Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta sebelumnya juga telah mengajukan permohonan kepada DPRD Kota Yogyakarta untuk membeli alat pengolah sampah insenerator melalui angggaran APBD perubahan sebanyak dua unit yang direncanakan akan ditempatkan di beberapa lokasi.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung