INDOZONE.ID - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (Disdikbud Jateng), Uswatun Hasanah, baru-baru ini menegaskan kembali bahwa kegiatan karya wisata atau study tour dilarang di sekolah negeri.
Larangan ini bukanlah kebijakan baru, melainkan sudah diterapkan sejak lama. Kebijakan ini diambil berdasarkan beberapa pertimbangan penting yang menyangkut aspek keuangan, keselamatan, dan efektivitas pembelajaran.
Baca Juga: Kontroversi Bantuan Senjata Baru Senilai Rp16 Triliun dari Joe Biden untuk Israel
Alasan Larangan Study Tour di Sekolah Negeri
1. Kebijakan Zero Pungutan
Alasan pertama yang disampaikan oleh Uswatun Hasanah terkait larangan study tour adalah kebijakan zero pungutan di sekolah negeri.
“Ketika kita berada di Provinsi Jateng dengan kebijakan sekolah negeri, kita kan yang mengatur langsung sekolah negeri ya, sekolah negeri dilarang untuk menyelenggarakan wisata itu dimulai pada saat sekolah itu zero pungutan. Jadi kalau zero pungutan kan tidak ada pungutan ke siswa padahal kan piknik itu ada pungutan,” ujar Uswatun.
Kebijakan zero pungutan berarti sekolah tidak boleh menarik biaya tambahan dari siswa untuk kegiatan apapun, termasuk study tour. Mengingat piknik atau study tour memerlukan biaya, kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama tanpa beban biaya tambahan.
Baca Juga: Warga Israel Hancurkan Dus Berisi Indomie di Jalur Gaza, Usai Blokir Akses Bantuan Kemanusiaan
2. Potensi Penyimpangan Penggunaan Anggaran
Alasan kedua adalah potensi penyimpangan dalam penggunaan anggaran. Uswatun menjelaskan bahwa kegiatan wisata yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan seringkali berpotensi menyimpang karena adanya unsur profit.
“Piknik yang diselenggarakan satuan pendidikan itu potensi adanya penyimpangan dalam penggunaan anggaran karena di situ profit,” tambahnya.
Dengan melarang kegiatan yang berpotensi menimbulkan penyimpangan, Disdikbud Jateng berupaya menjaga integritas keuangan sekolah dan memastikan bahwa anggaran digunakan sesuai peruntukannya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Hapus Klasifikasi Kelas BPJS Kesehatan, Diganti dengan Sistem KRIS
3. Dampak Terhadap Pembelajaran
Alasan ketiga yang disampaikan adalah dampak yang tidak signifikan terhadap kegiatan pembelajaran. Meskipun study tour sering dianggap sebagai kegiatan yang bermanfaat, Uswatun menyebutkan bahwa dalam banyak kasus, dampak positifnya terhadap pembelajaran siswa tidak signifikan.
“Ada beberapa dampak yang tidak signifikan untuk kegiatan pembelajaran,” jelas Uswatun.
Hal ini menunjukkan bahwa fokus utama sekolah adalah memastikan bahwa waktu dan sumber daya yang ada digunakan untuk kegiatan yang benar-benar mendukung proses pembelajaran siswa secara efektif.
Baca Juga: Aksi Kontroversial Dubes Israel Marah-marah dan Hancurkan Piagam PBB Pakai Mesin Saat Pidato
4. Risiko Kecelakaan
Alasan terakhir yang diungkapkan oleh Uswatun Hasanah adalah risiko kecelakaan yang bisa terjadi selama perjalanan study tour.
“Banyaknya kejadian di mana terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa bus wisata sekolah sebagai salah satu alasan. Ketika hal itu terjadi, sekolah akan sangat sulit bertanggung jawab,” tambahnya.
Keselamatan siswa merupakan prioritas utama. Kejadian kecelakaan dalam kegiatan study tour dapat menimbulkan konsekuensi serius, baik bagi siswa, keluarga, maupun pihak sekolah.
Baca Juga: Vladimir Putin Resmi Dilantik Sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima
Dampak Larangan Study Tour
Dampak Positif
1. Pengurangan Beban Keuangan: Larangan ini mengurangi beban keuangan bagi orang tua siswa, terutama bagi keluarga dengan ekonomi kurang mampu.
2. Fokus pada Pembelajaran: Dengan mengurangi kegiatan di luar kurikulum, sekolah dapat lebih fokus pada kegiatan pembelajaran yang langsung berhubungan dengan peningkatan prestasi akademik siswa.
3. Integritas Keuangan: Menghindari potensi penyimpangan anggaran meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan sekolah.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5.8 Guncang Sulawesi Utara: BMKG Beri Peringatan Dini
Dampak Negatif
1. Kehilangan Pengalaman Belajar di Luar Kelas: Study tour biasanya memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang berbeda dan bisa memperkaya pengetahuan siswa tentang dunia nyata.
2. Kehilangan Kesempatan Sosial: Kegiatan study tour juga sering menjadi ajang bagi siswa untuk mempererat hubungan sosial dengan teman-teman dan guru.
3. Kritik dari Pihak yang Mendukung Study Tour: Ada kemungkinan kritik dari sebagian pihak yang percaya bahwa study tour penting untuk pendidikan holistik siswa.
Baca Juga: Siswa SMK Lingga Kencana Depok Sempat Live TikTok saat Bus Kecelakaan, Ungkap Hal Ini
Larangan study tour di sekolah negeri Jawa Tengah oleh Disdikbud Jateng berdasarkan alasan yang kuat terkait kebijakan zero pungutan, potensi penyimpangan anggaran, dampak yang tidak signifikan terhadap pembelajaran, dan risiko kecelakaan.
Meskipun ada dampak negatif yang mungkin dirasakan, kebijakan ini diambil demi kepentingan terbaik siswa dan untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan di sekolah negeri adalah inklusif, aman, dan berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Dengan demikian, sekolah diharapkan dapat mencari alternatif kegiatan edukatif yang dapat memberikan pengalaman belajar yang sama baiknya namun tetap dalam koridor kebijakan yang ada.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Disdikbud Jateng