INDOZONE.ID - Satrio Mukti Raharjo (18), pemuda calon siswa (casis) bintara Polri yang menjadi korban aksi pembegalan, menceritakan alasan dirinya ingin menjadi anggota Polri.
Satrio Mukti Raharjo adalah casis bintara Polri yang dibegal, hingga mengalami luka parah usai terkena senjata tajam pelaku di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Saya ingin menjadi polisi karena terinspirasi dari sosok Aipda Monang Parlindungan Ambarita atau yang dikenal sebagai Ambarita," kata Satrio.
Hal itu diungkapkan Satrio saat dikunjungi oleh jajaran Polsek Kebon Jeruk pada Rabu (15/5/2024) kemarin. Satrio mengaku, sejak duduk di bangku SMP, dirinya mengikuti sosok Aipda Ambarita.
Baca Juga: Casis Polri Dibegal di Kebon Jeruk, Dibacok Hingga Jari Putus!
Terlebih, Aipda Ambarita kerap tampil di layar kaca saat menindak pelaku kejahatan. Satrio juga berharap Aipda Ambarita dapat berkunjung ke kediamannya.
"Mau sekali dia datang ke rumah, karena beliau jadi salah satu panutan saya," ucapnya.
Keinginan Satrio akhirnya diwujudkan oleh jajaran Polres Metro Jakarta Barat, meski hanya melakui sambungan video call.
Dalam sambungan video call tersebut, Aipda Ambarita memberikan semangat kepada Satrio.
"Kamu harus kuat dan cepat sembuh. Masih ada kesempatan untuk mengikuti seleksi casis Bintara Polri. Jangan menyerah," kata Aipda Ambarita.
Baca Juga: Polisi Identifikasi Pelaku Begal-Bacok Casis Polri di Kebon Jeruk
Satrio Mukti Raharjo adalah casis bintara Polri yang menjadi korban pembegalan di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Sabtu, 11 Mei 2024 subuh yang lalu.
Saat itu, korban hendak menuju lokasi tes casis bintara Polri. Di tengah perjalanan, dia dihadang ketiga pelaku begal.
Sempat melakukan perlawanan, korban bisa dilumpuhkan oleh pelaku hingga jari korban putus. Pelaku berhasil membawa kabur ponsel dan sepeda motor milik korban.
Meski demikian, polisi sudah berhasil mengidentifikasi para pelaku dan melakukan pengejaran.
Writer: Putri Surya Ningsih
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan