Selasa, 06 FEBRUARI 2024 • 21:45 WIB

Mahasiswa Bekasi-Karawang Gelar Demo Tuntut Kembalikan Demokrasi

Author

Ilustrasi demo.

INDOZONE.ID - Puluhan mahasiswa yang tergabung dari wilayah Bekasi-Karawang menggelar aksi demo untuk menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengembalikan tatanan demokrasi yang saat ini sedang terancam, Selasa (6/2/2024).

Salah satu perwakilan mahasiswa yakni Aditya Syahran mengatakan, aksi demo digelar sebagai bentuk kritik atas tindakan presiden yang mereka anggap telah melanggar jabatan secara konstitusi.

"Aksi hari ini, kami mengkritik bahwa Presiden melanggar sumpah jabatan secara konstitusi. Pejabat publik harus bersikap adil terhadap masyarakat," kata Aditya di depan Kampus Unisma Kota Bekasi di sela aksinya, Selasa.

"Namun, pada saat ini, presiden tidak lagi pejabat publik, presiden hanya menjadi satu orang, yang mementingkan satu golongan keluarga untuk melanggengkan kekuasaannya," jelas dia lagi.

Baca Juga: Ditunjuk Jokowi Menjadi Plt Menko Polhukam, Berikut Profil Jenderal Tito Karnavian

Dalam aksi tersebut, mereka turut membagikan selembaran kertas yang menurut mereka berisi lima dosa Joko Widodo selama menjabat sebagai Presiden Indonesia di periode keduanya.

Dosa pertama adalah mendukung salah satu capres yang terlibat dalam pelanggaran HAM.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dari wilayah Bekasi-Karawang menggelar aksi demo untuk menuntut Presiden Jokowi mengembalikan Demokrasi.

Yang kedua, mahasiswa tersebut turut mengkritik soal dinasti politik yang mereka anggap melanggar etika, moralitas, berbangsa dan bernegara.

"Politik dinasti adalah salah satu upaya dari penguasa untuk melanjutkan kekuasaannya dengan berbagai cara. Jokowi memang tidak melanggar hukum, tapi Jokowi melanggar etika moralitas, moralitas, berbangsa dan bernegera," jelas Aditya.

Baca Juga: Mengenal Istilah dan Proses Penting dalam Pemilu 2024 yang Kamu Harus Tau!

Poin ketiga yang dianggap sebagai dosa Jokowi adalah menghidupkan orde baru.

Aditya menilai, cita-cita reformasi yang sudah dilakukan pada tahun 1998 dianggap gagal karena proses demokrasi saat ini tidak lagi berlangsung secara baik.

"Cita-cita reformasi adalah menciptakan demokrasi yang seadil-adilnya, yang berkualitas. Namun hari ini, terancam kemunculan neo orba, cita-cita reformasi terancam," ucap Aditya.

Dosa keempat adalah pelemahan pemberantasan korupsi. Mahasiswa yang menggelar aksi itu menilai bahwa ketidaknetralan yang ditunjukkan oleh Jokowi berpengaruh besar terhadap praktik korupsi yang akan terjadi di masa mendatang.

"Yang kelima, abai kepada kesejahteraan masyarakat. Pejabat publik dan kepentingan yang seharusnya diberikan kepada rakyat, malah saat ini dipolitisasi, contohnya adalah bansos," imbuh dia.

Adapun dalam aksi demo itu, mereka turut membentangkan sebuah spanduk berisi kalimat protes.

Mahasiswa itu juga membawa gambar wajah Jokowi yang telah dicetak di sebuah kertas putih dan membakar ban sebagai aksi protes.

Di momen ketika ban dibakar, puluhan mahasiswa yang hadir itu kemudian melempar gambar Jokowi yang telah dicetak ke sisa api pembakaran ban.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung