Eks Ketua KPK Kritik Rusaknya Lingkungan di Banten, Banjir hingga Kekeringan Jadi Sorotan
INDOZONE.ID - Eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrahman Ruki, melontarkan kritik terhadap kondisi lingkungan di Banten. Ruki menilai kondisi lingkungan hidup di Banten semakin rusak.
Kritik itu disampaikan saat dirinya berpidato mewakili masyarakat Banten pada sidang paripurna HUT ke-23 Provinsi Banten, Rabu 4 Oktober 2023 di gedung DPRD Provinsi Banten.
Sebagai seorang yang lahir dan besar di Banten, Ruki menilai kerusakan lingkungan hidup di Banten perlu penanganan serius, mulai dari pemerintah darah maupun pemerintah pusat.
Dia mencontohkan kasus teranyar yang terjadi di Banten, yakni Banjir besar yang menerjang ibu kota provinis, Kota Serang, pada akhir Februari 2022.
"Saya ingin menyampaikan satu hal yang menurut saya, ini masalah teranyar masalah terbaru tapi ini akibat sikap perbuatan kebijakan masa lalu. Umur saya 77 lebih, baru tahun kemarin saya tahu yang namanya Serang terendam banjir," kata Ruki seperti disiarkan di kanal Youtube Banten Parlemen TV.
Baca Juga: Kemarau Panjang Picu Kekeringan, Forkopimcam dan Warga di Sidrap Salat Istisqa Minta Hujan
"Banjir menghantam Cigobang, Cipanas, sudah 4 tahun tidak kunjung selesai karena masalah pertanahan, orangnya masih tinggal di huntara (hunian sementara), banjir menghantam Labuan, perahu-perahu sampai hanyut, sekolah dan permukiman tergenang," lanjutnya.
Sorotan soal lingkungan hidup juga tak hanya sekadar banjir. Tokoh Banten itu menyebut wilayah Serang bagian utara mengalami kekeringan. Beberapa rawa dan bendungan yang menjadi sumber air baku di Banten mengering akibat rusaknya lingkungan.
"Sekarang yang terjadi masyarakat Serang Utara sudah kekeringan, sampai saya lihat di Instagramnya Pak Gubernur, sampai buka tangki air sendir mengisi drum-drum rakyat, terima kasih pak Al Muktabar, tapi sebagai sebuah govermance itu tidak cukup. Rawa Dano sudah bisa dipake main bal (bola), waduk Krenceng sarua bae (sama saja), Pamarayan sudah dangkal, Sindang Heula aja yang baru belum lagi kita lihat bendungan-bendungan yang baru," ujarnya.
Tak hanya rawa dan bendungan yang mengering, sungai Ciujung yang terbesar di Banten pun terjadi pendangkalan akibat kekeringan dan rusaknya daerah alran sungai. Saat dirinya kecil, kenang Ruki, sungai Ciujung dijadikan tempat bermain dengan cara lompat dari jembatan ke sungai.
Baca Juga: Selain Ramah Lingkungan, Pengembangan Biofuel Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi
"Saya sudah tidak lagi berani terjun ke kali Ciujung dulu berani saya, kenapa tidak berani, deet ayeuna mah caina nepi ka tuur (dangkal sekarang mah airnya, sebatas lutut), bisa-bisa patah tulang saya kalau loncat ke situ. Artinya apa, telah terjadi kerusakan lingkungan yang signifikan, ketika hujan besar banjir ketika kering kerontang sampai air pun kita musti beli, ini tanah air kita ini, jangan sampa terjadi tanahnya kita sewa airnya kita beli,” tuturnya.
Demi meperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi hari ini, mantan Ketua KPK itu meminta pemerintah baik daerah maupun pusat bekerja sama mengatasi kerusakan lingkungan agar tak berakibat fatal bagi masyarakat.
Butuh kerja sama lintas sekoral untuk menangani permasalahan banjir dan kekeringan karena menyangkut lintas kabupaten kota.
"Karena itu saya memohon jajaran pemerintahan dari pusat sampai daerah, ini tidak bisa dikerjakan oleh kabupaten karena hulu sungai Ciujung hulunya ada di Lebak tapi muaranya tengahnya Pamarayannya ada di Serang, dua daerah harus kerja sama, tetapi sungai urusannya pemerintah pusat, PUPR," katanya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: