Kategori Berita
Media Network
Rabu, 04 JUNI 2025 • 19:08 WIB

Padi Biofortifikasi, Senjata Rahasia Banyuwangi Lawan Gizi Buruk

INDOZONE.ID - Banyuwangi gak cuma terkenal dengan pantainya yang memesona atau festival budaya yang rame banget, tapi juga jadi salah satu ‘lumbung’ padi terbesar di Indonesia. Tapi sekarang, daerah paling timur di Pulau Jawa ini lagi naik level dengan proyek yang gak biasa, mereka gak cuma produksi beras, tapi juga nutrisi.

Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi (sumber: Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi lagi serius garap beras biofortifikasi, alias padi yang gizinya ditingkatkan lewat teknologi khusus. Bayangin aja, dari sebutir nasi, kita bisa dapetin vitamin A, B1, B3, B9 (asam folat), B12, zat besi, sampai zinc. Cocok banget buat bantu penuhi kebutuhan gizi ibu hamil, anak-anak, sampai generasi muda yang aktif.

Baca Juga: Pemda Banyuwangi Dukung Program Ketahanan Pangan yang Dimotori Aisiyah Muhammadiyah

Gak main-main, proyek ini jadi kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi, Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia, dan Bulog. Tujuannya bukan cuma soal makan kenyang, tapi juga sehat dan bebas stunting.Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Selain mendukung ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga memperkuat pembangunan SDM. Harapannya kualitas gizi masyarakat semakin meningkat. Selain itu juga bisa menekan bahkan mencegah stunting,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Uniknya, padi ini gak dibudidayakan sembarangan. Teknologinya pakai pendekatan ramah lingkungan. Petani yang dilibatkan diajarin cara tanam modern, dari benih sampai pascapanen. Bahkan sistem pengairan yang dipakai adalah irigasi berselang, yang bisa bantu hemat air dan kurangi emisi gas rumah kaca.

Ilustrasi padi (Freepik)

Menurut Kukuh Roxa Putra, CEO Pandawa Agri Indonesia, saat ini pengembangan beras biofortifikasi dilakukan di lahan seluas 60 hektare, melibatkan puluhan petani dari Kecamatan Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, hingga Sempu.

Tahun 2026 akan kami perluas hingga 500 hektare dengan melibatkan 100-an petani,” katanya.

Pendampingan dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir: menyiapkan benih unggul, pengolahan lahan, proses tanam, hingga penanganan pasca panen.

Baca Juga: Inovatif! Banyuwangi Uji Coba Pompa Tenaga Surya untuk Kemandirian Pertanian yang Ramah Lingkungan

Dengan hasil panen yang naik sekitar 15 persen dan kandungan gizi yang makin tinggi, langkah Banyuwangi ini gak cuma jadi solusi lokal, tapi juga contoh buat daerah lain. Siapa sangka dari balik sawah, ternyata tumbuh juga masa depan bangsa?



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Humas Pemkab Banyuwangi

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Padi Biofortifikasi, Senjata Rahasia Banyuwangi Lawan Gizi Buruk

Link berhasil disalin!