Kendati demikian, Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Dr. Supriyadi, menyebutkan, tantangan yang dihadapi profesi akuntansi ini tidak dapat dihindari. Sehingga, perlu tindakan-tindakan untuk mempersiapkan hal tersebut.
“Sehingga dalam mengatasinya, pendidikan akuntansi harus dinamis dan mengikuti perkembangan sehingga menghasilkan lulusan yang mumpuni,” ujar Supriyadi.
BACA JUGA: 5 Fakta Kasus Kelakaan Maut Mahasiswa UGM: Salah Satunya Tepis Adanya Intervensi Hukum
Selaras dengan hal tersebut, Ardan Adiperdana, Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (DPN IAI), menegaskan, komitmen IAI untuk membentuk pendidikan akuntansi.
Ardan berpandangan, AI dan data analitik telah membawa perubahan dalam profesi akuntansi. Sehingga, akuntansi perlu menjadi sebuah profesi yang dinamis, dan tetap menjadi pilihan.
Ia juga turut mengapresiasi ramainya peserta dari berbagi universitas di Yogyakarta, yang turut hadir pada kegiatan tersebut. Hadirnya mahasiswa dan dosen akuntansi dalam kegiatan tersebut, menurut Ardan, sebagai bentuk komitmen universitas dalam membentuk pendidikan akuntansi.
Apalagi, dengan adanya anggapan dari generasi muda mengenai profesi akuntan yang merasa, ini bidang yang kaku dan terlalu teknis.
“Harapannya bahwa akuntan dapat terus memainkan peran kunci dalam strategi bisnis, manajemen keuangan, dan kepatuhan terhadap regulasi," ucap Ardan penuh harap.
Kegiatan APAFest 2025 ini juga dijadikan momentum penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), antara IAI dengan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah.