Kategori Berita
Media Network
Senin, 26 MEI 2025 • 17:20 WIB

Rasio Wirausaha Rendah, Mendag Gandeng UGM Dorong Digitalisasi Toko Kelontong

 
INDOZONE.ID - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso mengatakan, hingga tahun 2045, sekitar 70 persen jumlah penduduk akan diisi kaum muda usia produktif, antara 15-64 tahun.
 
Namun begitu, dari total jumlah penduduk tersebut, hanya sebagian kecil saja yang berkecimpung ke dunia kewirausahaan. Ia menyebutkan, dari 65 juta pelaku UMKM, hanya sebagian kecil yang berhasil mengelola usaha bisnis dengan bagus.
 
“Rasio kewirausahaan kita masih rendah masih 3,3 persen, kalah dibanding dengan negara tetangga,” kata Mendag Budi Santoso, dalam kuliah umum yang bertajuk Workshop Young Future Leader belum lama ini di Auditorium Fisipol UGM.

Menteri Budi menegaskan, pemerintah akan mendorong tumbuhnya jumlah wirausaha dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Hal itu untuk menarik minat mahasiswa mau menjadi wirausaha.

Tidak hanya itu, untuk mendorong mahasiswa dalam membantu pelaku UMKM melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata di masyarakat.

”Kami akan berkolaborasi dengan UGM, melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat, program kerja KKN melakukan digitalisasi Toko Kelontong,” ucapnya.

BACA JUGA: Alasan Ahli Pangan UGM Sebut Pengembangan Novel Food Bantu Atasi Krisis Pangan

Dalam hal ini, nantinya para mahasiswa KKN akan mengenalkan soal penggunaan teknologi digital, untuk membantu operasional warung atau toko kecil.

Termasuk, mendampingi implementasi solusi teknologi untuk mengoptimalkan proses bisnis, pengelolaan inventaris, dan kemudahan bagi konsumen.

“Kita harapkan adanya peningkatan kapasitas pedagang dan digitalisasi di pasar rakyat, selain identifikasi kebutuhan serta pendampingan pedagang dan pengelola pasar rakyat,” pungkas Budi.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Pengembangan Usaha UGM Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, mengatakan, UGM mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi mahasiswa.

Hal itu agar memiliki penguasaan keterampilan teknis dan manajerial untuk kinerja individu dan organisasi. Langkahnya, melalui pemberian bekal keterampilan, kecakapan berkomunikasi, negosiasi, bekerja dalam tim lintas, multi, dan transdisiplin didukung literasi digital.

“Kita ingin kualitas lulusan yang mampu berkiprah secara berkiprah profesional dengan mengadopsi spirit entrepreneurial dan prinsip-prinsip inovasi terbuka,” ujarnya.

Kemudian, John Sarjono selaku Regional CEO Bank Rakyat Indonesia menyampaikan, ada berbagai permasalahan dihadapi calon wirausaha dalam hal membangun bisnis. Misal, pengalaman, jaringan, mentalitas, literasi dan keuangan, serta leadership.

“Untuk menjadi pebisnis yang baik itu, pertama harus sering belanja pengalaman. Kedua membangun jaringan, jangan sampai salah memilih circle. Ketiga, mentalitas dimana kita dapat mencintai 'proses', dan kita dapat memiliki 'growth mindset'. Terakhir leadership, yaitu dengan selalu menerapkan disiplin, konsistensi, profesional dan transparan,” pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Keterangan Pers

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Rasio Wirausaha Rendah, Mendag Gandeng UGM Dorong Digitalisasi Toko Kelontong

Link berhasil disalin!