INDOZONE.ID - Masjid Jogokarian di Yogyakarta menjadi pelopor gerakan luar biasa yang menggugah paradigma pengelolaan masjid di Indonesia.
Dengan keberanian penuh, pengurus takmir masjid ini menerapkan konsep saldo nol rupiah, yang berarti kas masjid tidak ditumpuk melainkan segera disalurkan demi kemaslahatan umat.
Takmir masjid adalah pihak yang bertugas mengelola administrasi, keuangan, kegiatan keagamaan, hingga pemeliharaan fisik masjid.
Namun, dalam praktik umum, pengurus justru lebih fokus pada mengumpulkan dana dibandingkan mendistribusikannya.
Baca Juga: Perdana Menteri Jepang Tekankan Isu Tarif Kepada Trump Jelang Perundingan Baru
Hal tersebut ingin diubah oleh Haidar Muhammad Tilmitsani, salah satu pengurus Masjid Jogokarian. Dalam podcast Sebat Dulu yang tayang di kanal YouTube Mojokdotco, Haidar menyampaikan pandangan berbeda.
"Banyak pengurus masjid kuwi (itu) malah bangga. Uang kas masjid ditumpuk-tumpuk sampai 1 milyar," ucap Haidar Muhammad Tilmitsani kepada pembawa acara podcast tersebut.
Haidar dan tim takmir Jogokarian berpandangan bahwa masjid bukan diukur dari banyaknya uang kas, melainkan dari sejauh mana manfaatnya dirasakan masyarakat.
Sejak tahun 2005-2006, mereka mengawali gerakan ini dengan membagikan makanan berbuka kepada 150–300 orang setiap harinya.
Program ini terus berkembang. Menjelang 2025, jumlah penerima manfaat meningkat hingga 3.500 orang.
Baca Juga: Serahkan 625 SK ASN, Bupati Banyuwangi: Aparatur Harus Adaptif dan Inovatif
Ini tentunya membutuhkan dana besar, namun mereka tidak mempermasalahkan kondisi kas yang menipis. Prinsip utama mereka: nilai kebermanfaatan harus diutamakan.
"Pengurus masjid ini jangan hanya mikir bagaimana mengumpulkannya, tapi gimana caranya menyalurkannya ke masyarakat. Lho kalau cuma dikumpulkan di bank, terus yang untung siapa?" jelas Sekretaris Masjid Jogokarian itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube Mojokdotco