Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Herum Fajarwati
INDOZONE.ID - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Herum Fajarwati menyampaikan, warga miskin di DIY terhitung pada September 2024 mencapai 430,47 ribu.
Menurut Herum, jumlah ini lebih rendah 15,1 ribu dibanding Maret 2024.
“Persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 10,40 persen, turun 0,43 poin persen terhadap Maret 2024,” kata Herum pada rilis BPS kemiskinan di DIY di kantor BPS DIY, Kamis (16/1/2025).
Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach. Termasuk untuk mengukur garis kemiskinan makanan dan non-makanan.
"Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non-makanan," jelas Herum.
Pada garis kemiskinan makanan itu, kata Herum adalah nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan yang setara dengan 2.100 kalori per kapita per hari.
Sementara garis kemiskinan non-makanan nilai minimum untuk pemenuhan kebutuhan sandang, papan, pangan, kesehatan dan kebutuhan pokok non-pangan lainnya.
“Mereka yang pengeluarannya di bawah yang pengeluaran minimum berarti penduduk miskin,” ucap Herum.
Lanjut Herum menuturkan, garis kemiskinan di DIY saat inj pada angka Rp613.370 atau naik 1,81 persen dibanding Maret 2024.
Garis kemiskinan ini, menurut Herum terbesar dari makanan yang mencapai 72,93% sedangkan yang non-makanan sebesar 27,07%.
BACA JUGA BPS Sebut Komoditas Inilah Pemicu Inflasi di DIY TInggi Selama Desember 2024, Apa Saja ?
Sedangkan di perkotaan, empat besar penyumbang garis kemiskinan makanan adalah beras (20,90%), rokok kretek filter (5,56%), telur ayam ras (5,06%) dan daging ayam ras (4,49%). Dan untuk non-makanan adalah perumahan (8,76%), bensin (6,00%), listrik (2,13%) dan pendidikan (2,02%).
Kemudian di perdesaan, untuk penyumbang terbesar komoditas beras (26,54%), daging ayam ras (7,18%), rokok kretek filter (4,86%) dan telur ayam ras 4,00%. Sementara untuk non-makanan, komoditas terbesar adalah bensin (8,60%), perumahan (5,61%), air (1,91%), listrik (1,60%).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Rilis