INDOZONE.ID - Phoa Keng Hek adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang sering kali terlupakan. Lahir pada tahun 1857 di Bogor dan berasal dari keluarga Tionghoa Peranakan yang memiliki pengaruh besar di komunitasnya.
Ayahnya, Phoa Tjeng Tjoan, adalah Kapitan Cina di Bogor, yang memberikan otoritas politik dan hukum atas komunitas Tionghoa di wilayah tersebut.
Pada tahun 1900, Phoa Keng Hek mendirikan Tiong Hoa Hwee Koan (THHK), sebuah organisasi pendidikan dan sosial berbasis Konfusianisme.
THHK bertujuan untuk mempromosikan pendidikan modern dan meningkatkan posisi etnis Tionghoa di Hindia Belanda.
Baca Juga: Komitmen Berantas Korupsi, Paslon Nomor 2 Dokter Hasto dan Wawan Tingkatkan Layanan Publik
Organisasi ini juga mempromosikan penggunaan bahasa Mandarin dan Inggris di kalangan etnis Tionghoa. Sekolah-sekolah THHK menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, mencapai sekitar 130 sekolah.
Salah satu kontribusi terbesar Phoa Keng Hek adalah perannya dalam pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung atau ITB) pada tahun 1920.
Bersama dengan H.H. Kan dan Nio Hoei Oen, ia berhasil mengumpulkan dana sebesar 500.000 gulden untuk mendirikan institusi pendidikan tinggi ini. ITB kini menjadi salah satu perguruan tinggi tertua dan terkemuka di Indonesia.
Phoa Keng Hek dikenal sebagai aktivis sosial yang vokal. Ia sering mengkritik kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang dianggapnya merugikan etnis Tionghoa.
Baca Juga: Profil Lengkap Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Kini Jadi Ketua KPK 2024-2029
Pada tahun 1907, ia menulis serangkaian surat ke editor koran harian Perniagaan dengan pseudonim "Hoa Djien" untuk mengkritik pemerintah Hindia Belanda dan kebijakan mereka terhadap etnis Tionghoa.
Atas kontribusinya, Phoa Keng Hek dianugerahi Groote Gouden Ster dan gelar Knight of the Order of Orange-Nassau oleh Ratu Wilhelmina dari Belanda. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas jasa-jasanya dalam bidang sosial dan pendidikan.
Phoa Keng Hek juga dikenal karena tindakannya yang melarang perjudian di tanah partikelirnya untuk menjaga moral masyarakat. Ia bahkan bersedia mengganti uang ke kas pemerintah Belanda akibat ditutupnya kasino tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Riwajat 40 Taon Dari Tiong Hoa Hwee Koan-Batavia