Hari Ini Aliansi Reformasi Kepolisian Laporkan Dugaan Korupsi Pengadaan Gas Air Mata ke KPK

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam AMPERA (Aliansi Mahasiswa Pemuda untuk Rakyat) saat berdemonstrasi menolak revisi UU Pilkada.

INDOZONE.ID - Aliansi Reformasi Kepolisian akan melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengenai dugaan korupsi dalam pengadaan alat pelontar gas air mata, yang digunakan dalam demonstrasi menolak revisi UU Pilkada.

Demonstrasi tersebut mendapat perhatian luas sebagai aksi nasional yang viral di media sosial, dengan tagar #PeringatanDarurat dan #KawalPutusanMK.

Adapun laporan yang disampaikan oleh Aliansi Reformasi Kepolisian mencakup penggunaan gas air mata secara berlebihan oleh kepolisian terhadap demonstran.

Mereka mencurigai adanya masalah dalam proses pengadaan gas air mata oleh Polri. Aliansi juga menemukan indikasi dugaan korupsi terkait pengadaan tersebut, sehingga melaporkannya ke KPK pada hari ini, Senin (2/9/2024).

Baca Juga: Jadwal Aksi Demonstrasi Revisi UU Pilkada Hari Ini

Sebelumnya, Komnas HAM telah mengungkapkan bahwa penggunaan gas air mata oleh Polri telah berlebihan.

Mereka juga menilai terjadi hal yang sama pada penangkapan terhadap peserta aksi di Semarang, Makassar, dan Jakarta.

Komnas HAM juga mendesak para Kapolda untuk menindak anggota yang menggunakan kekerasan saat bertugas mengamankan aksi, termasuk selama proses sweeping.

Komisioner Komnas HAM Saurlin Siagian mengatakan, aksi demonstrasi merupakan sesuatu yang positif dalam atmosfer demokrasi.

Karena itu, tindakan kesewenang-wenangan aparat yang melakukan penangkapan terhadap massa aksi dinilai tak sejalan dengan semangat demokrasi.

Baca Juga: Polda Metro ke Orator Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Orasi yang Santun, Jangan Provokasi Massa!

"Demo merupakan sesuatu yang positif, oleh karena itu demo jangan menjdai sumber trauma," katanya.

Lebih lanjut, tindakan kekerasan aparat telah mendapat kecaman publik di media sosial, dengan tagar #DaruratKekerasanAparat dan #PolisiBrutal yang menjadi trending topic di platform media sosial X, beberapa hari setelah aksi demonstrasi revisi UU Pilkada.