Petugas keamanan melakukan pengamanan di ajang World Water Forum ke-10.
INDOZONE.ID - Pemerintah Indonesia membawa praktik baik "Citarum Harum" ke World Water Forum ke-10, yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali.
Program ini menjadi salah satu contoh keberhasilan dalam menangani pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS), tepatnya di Sungai Citarum.
Program ini digagas Presiden Joko Widodo pada 2018, untuk mengembalikan fungsi dan keindahan Sungai Citarum.
Sebab sungai yang memiliki panjang 297 kilometer dan punya peran penting bagi masyarakat itu, pernah mengalami pencemaran berat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Ketua Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut program di salah satu sungai utama di Jawa Barat itu sebagai upaya kolaborasi yang terintegrasi multi-stakeholders.
Ini karena program ini melibatkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, bisnis, masyarakat, dan media.
Baca Juga: 2.446 Personel Polri Dikerahkan untuk Amankan World Water Forum ke-10 di Bali
"Melalui kerja sama dan kolaborasi yang solid, program Citarum Harum telah menuai berbagai capaian yang membanggakan. Beberapa di antaranya adalah penurunan signifikan tingkat pencemaran air yang dulu statusnya cemar berat menjadi cemar ringan, peningkatan upaya penghijauan di hulu sungai, pengoptimalan pengelolaan sampah di sepanjang DAS Citarum, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan, serta edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai,” kata Luhut, dikutip dari buku "Citarum Harum: Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan", Minggu (12/5/2024).
Wakil Ketua Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 yang juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa dalam penanganan sampah di DAS Citarum mulai 2020, telah dilaksanakan Program Improvement of Solid Waste Management Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya hingga November 2025 mendatang.
Keberhasilan Program Citarum Harum, katanya, memerlukan sinergisitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat yang telah disepakati dalam rencana aksi yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Penataan DAS dalam sektor Sumber Daya Air (SDA) mulai dari normalisasi sungai, pembangunan terowongan, floodway, cekdam, pembangunan fasilitasi pengolahan air limbah, dan sampah permukaan, harus dilakukan secara terpadu.
Baca Juga: Indonesia Perkenalkan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat di World Water Forum ke-10
Ini dilakukan melalui program-program Citarum Harum lainnya, seperti penanganan lahan kritis, penanganan sampah dan sanitasi, penanganan limbah industri, domestik dan peternakan serta penataan ruang pada hulu DAS dan sempadan sungai.
"Capaian Program Citarum Harum ditunjukkan dengan adanya peningkatan Indeks Kualitas Air (IKA), pengurangan luasan lahan kritis dan luas genangan di Cekungan Bandung, penertiban bangunan liar di sempadan sungai serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian Sungai Citarum," kata Basuki.
Untuk keberlanjutan program Citarum Harum, tambah dia, semua pemangku kepentingan serta elemen masyarakat diharapkan agar dapat menjaga komitmen bersama untuk menjadikan DAS Citarum yang bersih, sehat, indah dan lestari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release