Hujan Ekstrem/Cuaca Ekstrem (freepik.com)
INDOZONE.ID - Pulau Jawa baru-baru ini menjadi saksi dari fenomena cuaca yang mengejutkan, yaitu hujan yang terus-menerus dengan intensitas sedang hingga ekstrem. Dr. Erma Yulihastin, seorang ahli klimatologis BRIN, memberikan penjelasan yang mendalam melalui serangkaian twitnya (@EYulihastin) pada Jumat (1/3/2024).
Ia merincikan bahwa hujan tersebut tidak dapat diatribusikan kepada aktivitas gelombang atmosfer, atau konvergensi angin skala luas seperti yang mungkin diharapkan.
Menurut Dr. Erma Yulihastin, observasi selama bulan Februari membuktikan bahwa tidak ada bukti penjalaran kelembapan dari arah timur maupun barat yang berkontribusi pada hujan tersebut.
Aktivitas gelombang atmosfer, kata Dr. Erma, tidak memiliki peran yang signifikan dalam peristiwa hujan di Jawa.
Baca Juga: Dinamika Atmosfer Sebabkan Cuaca Ekstrem, Simak Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat
Selanjutnya, penelitian Dr. Erma menunjukkan bahwa konvergensi angin skala luas, yang umumnya berkaitan dengan garis ITCZ atau daerah konvergensi antar-tropis, juga bukan faktor penentu dalam pembentukan hujan tersebut.
Dr. Erma menegaskan bahwa tidak ada faktor global atau remote forcing yang memainkan peran penting dalam dinamika terjadinya hujan yang berlangsung.
Temuan penelitian Dr. Erma menunjukkan bahwa penyebab utama dari hujan ini adalah forcing lokal yang berasal dari pemanasan suhu permukaan laut, terutama di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa.
Pemanasan ini berkontribusi dalam membentuk "Oceanic Convection System" yang besar dan cenderung berkembang dengan cepat.
Dalam kondisi angin dari utara yang mengalami penguatan, sistem konveksi massif di laut dapat dengan cepat merambah ke darat dan bergabung dengan konveksi di atas darat, menghasilkan efek orografis yang menjadikan hujan meluas hingga mencapai tingkat ekstrem.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem, Cek Daerahmu!
Dr. Erma juga menyoroti bahwa kondisi konveksi laut dapat terbentuk setiap hari akibat pemanasan suhu muka laut.
Menariknya, menaburkan garam di atas lautan dapat memperparah dan mempercepat sistem hujan yang terbentuk di atas laut, sementara hujan tersebut sudah siap untuk ditranspor menuju darat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X / Twitter (@EYulihastin)