Anggota TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB
INDOZONE.ID - Pemerintah Indonesia turut bersimpati atas tragedi kemanusiaan yang merenggut ribuan nyawa masyarakat sipil di Gaza akibat konflik geopolitik antara Israel dan Palestina.
Satu-satunya bantuan yang dikirimkan pemerintah ke Gaza adalah bantuan kemanusiaan berupa barang-barang yang sangat dibutuhkan di Gaza.
Adapun barang-barang tersebut terdiri dari alat penjernih air, bahan makanan, alat medis hingga obat-obatan.
Baca Juga: NasDem Bersyukur Din Syamsuddin Dukung Pasangan AMIN di Pilpres 2024
Terkait bantuan ini, tak sedikit publik yang menyerukan agar Indonesia juga mengirimkan bantuan militer ke Gaza agar dapat melawan Israel.
Namun ini tidak dilakukan karena beberapa faktor.
Indonesia sudah pasti tidak akan mengirimkan bantuan militer ke Palestina untuk melawan Israel. Sebab konflik geopolitik ini memiliki resiko yang sangat besar.
Baca Juga: 11 Orang dari Kelompok John Kei-Nus Kei Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Penembakan di Bekasi
Misalnya terkait letak geografis Indonesia dengan Gaza yang sangat jauh. Belum lagi sumber daya yang dimiliki militer Indonesia kalah kuat dengan Israel.
Seperti pendapat mantan wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla alias JK, dia menilai bahwa militer Indonesia belum punya kekuatan untuk berperang di zaman sekarang.
“Sulit juga, jauh sekali. Militer kita jauh, kita juga tidak terlalu kuat untuk berperang besar seperti pada dewasa ini,” ujar JK saat menghadiri Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta, Minggu (5/11/2023).
Baca Juga: Ganjar Dukung Optimalisasi Pelaksanaan UU Tentang Pondok Pesantren
Di masa lalu, saat Palestina perang melawan Israel yang dibantu oleh negara-negara Arab seperti Mesir, Suriah, Yordania, mereka dibantu oleh Rusia.
Sementara saat ini, kondisinya sudah berbeda. Rusia tak punya lagi kekuatan, baik dari ekonomi mau pun militer. Jadi bantuan yang bisa dikirimkan hanyalah berupa gerakan kemanusiaan.
“Mereka juga lemah secara militer, secara ekonomi (juga), negara-negara itu, dibantu oleh Rusia, Rusia juga lemah sekarang, jadi sulit,” lanjut dia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber