Keras! Ganjar Pranowo Copot Kepsek Usai Dengar Adanya Pungli, Begini Kronologinya!

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

INDOZONE.ID - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menceritakan detik-detik dirinya mencopot kepala sekolah (kepsek) usai mendengar adanya pungutan liar (pungli). Pencopotan kepsek dilakukan secara cepat usai Ganjar menerima informasi terkait pungli tersebut.

Ganjar awalnya bercerita saat dirinya berbincang dengan para siswa siswi di Jawa Tengah. Seorang siswi kemudian ditanya terkait biaya sekolah.

"Tanya ke seorang siswi 'kamu sekolah dimana?' 'SMA Negeri' 'Bayar nggak?' Waktu saya tanya jawabannya enggak tapi itu beli seragam. Saya tanya ke (siswi jawabanya) 'Bayar Pak untuk uang gedung' Kaget, kebijakan itu saya ambil saat periode pertama. 'Nggak mungkin, uang gedung gratis SPP kamu gratis dan nggak boleh pungut'," kata Ganjar di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak GP Ansor Jaga Kondusivitas Jelang Tahun Politik 2024

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menjadi pembicara dalam acara Young On Top National Conference (YOTNC). YOTNC sendiri merupakan konferensi tahunan untuk menginspirasi anak muda Indonesia.

Lanjut cerita Ganjar, dia menyebut saat itu siswi tersebut menyatakan jika bayaran yang dimaksud bukan uang gedung melainkan infaq. Kangen mendengar pengakuan itu, Ganjar langsung bertindak tegas dengan mencopot Kepsek tersebut.

"Statemen saya gini 'Wah ini saya rasa kepala sekolah akan bermasalah dengan Gubernur'. Maka paginya Kepala Sekolah saya copot," tegas Ganjar.

Bacapres dari PDIP, Ganjar Pranowo, menjadi salah satu pembicara di YOTNC

Baca Juga: Alumni 3 Kampus Ternama Deklarasikan Dukungan kepada Ganjar Pranowo

Mendengar cerita ketegasan sang Gubernur, para pendengar di acara YOTNC bertepuk tangan. Namun, Ganjar melarang untuk bertepuk tangan.

"Kalau ada orang susah jangan tepuk tangan. Itu Kepala Sekolahnya susah sekarang," paparnya.

Lebih jauh, Ganjar menyebut jika pemerintah memberikan layanan cepat kepada masyarakat maka akan timbul pemikiran layanan mudah, cepat, murah hingga tuntas.

"Ternyata rakyat itu kalau ada komplain kemudian kita handel komplain dengan baik, cepat maka akan muncul layanan murah, cepat tuntas dengan cepat itu saja," pungkas Ganjar.