Kategori Berita
Media Network
Minggu, 21 AGUSTUS 2022 • 16:59 WIB

Jokowi Beli Minyak Rusia, Sandi Bilang Gak Perlu Takut AS: Paling Gak Bisa Makan McD

Presiden Jokowi dan Menparekraf Sandiaga Uno. (Antara/Instagram/Sandiaga Uno)

Di tengah gonjang-ganjing harga minyak dunia yang fluktuatif dan mengalami kenaikan, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk membeli minyak dari Rusia di tengah kecaman dan boikot dunia barat dan AS terkait perang melawan Ukraina.

Hal ini disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno dalam sebuah acara CEO Mastermind 7 yang diunggah dalam akun media sosial pribadinya seperti yang dikutip Indozone, Minggu (21/8/2022).

"Rusia kan nawarin ke kita. India sudah ambil nih. Minyak kita nih, harganya 30 persen lebih murah dari harga pasar internasional," tanya Sandi.

Menurut Sandi saat ini Pemerintah Indonesia sedang melakukan kalkulasi untuk membeli minyak dari Rusia. Terlebih katanya, Presiden Jokowi telah mengambil langkah untuk mebeli minyak Rusia.

"Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil gak? Pak Jokowi pikir yang sama. Ambil," sebut Sandi.

Memang ada kekhawatiran terkait sanksi yang akan dijatuhkan oleh AS dan sekutunya kalau ada negara yang membeli minyak mentah Rusia. Tapi, belajar dari India. Mereka tidak takut dengan sanksi dari AS.

"Ada yang gak setuju, karena takut. Wah nanti gimana diembargo sama Amerika? Ya biarin ajalah. Kalau kita diembargo paling kita gak bisa makan McDonald's kan. Makan Baba Rafi lah," sebutnya.

Di situasi dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu karena pandemi serta adanya perang Rusia-Ukraina saat ini, menuntut kita untuk bersikap bijak.

Terlebih perang ini diprediksi akan berlangsung lama. Kendati minyak Rusia dipasarkan jauh di bawah nilai harga dunia, namun Rusia terbukti mengeruk keuntungan dari penjualan minyak mentahnya.

"Karena ini profitable (menguntungkan). Rusia setiap harinya dengan harga minyak yang naik dan dia menjual sekarang di bawah harga pasar. Untungnya 6 miliar dollar per hari. Biaya perang kira-kira berapa? 1 miliar dollar. Jadi Rusia profit setiap hari berapa? 5 miliar dollar," katanya.

Dia menilai, Indonesia harus pintar untuk menentukan arah kebijakan di tengah geopolitik dunia.

"Dan kadang-kadang apa yang kita lihat, itu sangat berbeda dari perspektif. Mungkin geopolitik, mungkin dari segi makroekonomi. Tapi ini memang tantangan ya, karena Barat ya mau bagaimanapun juga mereka kontrol teknologi payment. Setiap pengiriman US Dollar harus lewat New York," sebutnya.

Menurutnya, Indonesia gak perlu takut dengan ancaman embargo dari Barat.

"Kenapa kita takut gak ngambil minyak Rusia, karena kita takut swift-nya dimatiin. Swift dimatiin kita gak ngirim US dolar. Kata Rusia gak usah takut. Bayarnya pakai Rubel aja. Tukar Rupiah ke rubel gitu," katanya lagi.

Menurutnya posisi Indonesia harus tegas untuk tidak pro terhadap salah satu negara, namun justru harus pandai mengambil peluang dengan kalkulasi yang matang demi kebangkitan ekonomi, terciptanya 4,4 juta lapangan kerja baru bagi masyarakat hingga tahun 2024.

"Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dunia imbas adanya perang tersebut, menciptakan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi, yang mengakibatkan naiknya harga-harga bahan pokok yang kita mulai rasakan saat ini," kata Sandi.

Dia pun mengaku optimis kalau Indonesia bisa melewati badai krisis di tengah melambungnya harga minyak dunia.

"Kita bisa melewati badai ini dengan baik melalui beragam inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Serta beragam kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu," tutup Sandi.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Jokowi Beli Minyak Rusia, Sandi Bilang Gak Perlu Takut AS: Paling Gak Bisa Makan McD

Link berhasil disalin!