Mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto. (INDOZONE)
Mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat. Keputusan ini merupakan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).
Kabar pemberhentian Terawan pertama kali muncul usai Epidemiolog, Pandu Riono, membagikan video yang berasal dari Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh.
“Terawan diberhentikan secara permanen dari keanggotaan IDI, salah satu keputusan Muktamar XXXI di Kota Banda Aceh,” tulisnya dalam keterangan.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengecam keputusan pemberhentian dr Terawan oleh IDI. Dia menilai putusan rekomendasi MKEK IDI tersebut sangat berbahaya bagi masa depan dunia kedokteran di Indonesia.
"Kenapa putusan ini berbahaya? Terus terang begini, dengan adanya rekomendasi MKEK ini, saya khawatir akan menjadi yurisprudensi bagi masalah serupa di masa yang akan datang, sehingga menyebabkan para dokter-dokter kita takut untuk mencoba dan berinovasi dengan berbagai riset-risetnya," tuturnya.
Sementara anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay menyayangkan sikap MKEK Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang memecat dr Terawan Agus Putranto. Pasalnya, menurut Saleh, Terawan adalah salah satu dokter terbaik yang dimiliki Indonesia.
Baca juga: Galang Dana Lewat Cryptocurrency, Ukraina Luncurkan NFT 'Meta History: Museum of War'
"Pemecatan secara permanen dr. Terawan dari keanggotaan IDI sangat disayangkan. Pasalnya, dr. Terawan adalah salah satu dokter terbaik yang dimiliki Indonesia," kata Saleh kepada Indozone, Minggu (27/3/2022).
Anggota Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning Proletariyati mempertanyakan pemecatatn secara permanen Terawan dari keanggotaan IDI.
Ribka menilai Terawan tidak melakukan kesalahan yang fatal maupun kesalahan yang merugikan orang banyak.
“Melakukan DSA (Digital Substraction Angiography) nggak pernah ada korban, baik dari pejabat maupun sampai dengan tingkat rakyat biasa. Dilakukan dengan baik-baik,” ucapnya melansir Antara, Senin (28/3/2022).
Menurut dia, lebih baik IDI berfokus pada edukasi dan memperjuangkan nasib dari para dokter.
“Lebih baik IDI memperjuangkan nasib dokter-dokter yang belum jelas, juga mencerdaskan adik-adik kita,” ucap dia.
Polemik IDI dan Dokter Terawan Harus Diselesaikan Melalui Mediasi
Rahasia Nenek 87 Tahun Punya Jantung Sehat seperti Orang 40-an, Ternyata Gemar Lakukan Ini
2 Prajurit TNI yang Gugur Akibat Serangan KKB di Nduga Papua Dipulangkan Hari Ini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: