Wanita di India. (REUTERS/Danish Siddiqui)
Berdasarkan catatan Biro Catatan Kejahatan Nasional (NCRB), tercatat sebanyak total 153.052 kasus bunuh diri di India di tahun 2020.
Dari jumlah tersebut, tercatat 14,6 persen dari total 153.052 kasus bunuh diri atau sekitar 22.372 kematian disumbangkan oleh ibu rumah tangga (IRT) atau rata-rata kasus kematian 61 kasus per hari atau satu orang setiap 25 menit.
Pakar kesehatan mental menyebut alasan utama para IRT mengakhiri hidup dengan bunuh diri karena kekerasan dalam rumah tangga yang mereka alami. Hasil tersebut didapat berdasarkan survei yang dilakukan pemerintah, di mana hasilnya didapat jika para IRT mendapat perlakukan kasar dari pasangannya.
Tak hanya itu, faktor lainnya yang mempengaruhi adalah banyaknya angka pernikahan di usia dini.
"Kebanyakan anak perempuan langsung dinikahkan begitu mereka berusia 18 tahun - usia yang sah untuk menikah. Dia lalu jadi seorang istri dan menantu dan menghabiskan harinya di rumah, memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya," ujar Dr Usha Verma Srivastava, psikolog klinis di Kota Varanasi, dilansir BBC.
Kegiatan yang terus berulang hingga cita-cita yang keinginan yang dibatasi membuat mereka merasa putus asa hingga kecewa.
"Pendidikan dan cita-citanya tidak lagi dianggap penting dan ambisinya mulai perlahan-lahan pudar. Keputusasaan dan kekecewaan muncul serta keberadaannya belaka menjadi siksaan," kata Usha.
Kasus bunuh diri pun tak hanya terjadi di kalangan usia muda saja, namun juga kalangan tua. Beberapa permasalahan seperti mengalami 'sindrom kosong' hingga menopause membuat mereka menderita depresi hingga berujung mengakhiri hidup.
"Banyak yang menghadapi sindrom 'sarang kosong' setelah anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah dan banyak yang menderita gejala peri-menopause atau sebelum periode menopause yang dapat menyebabkan depresi dan tangisan."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: