Pria berpayung merah di dekat sumber awan panas Gunung Semeru. (Tangkapan layar)
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur mengalami erupsi sejak Sabtu (4/12/2021).
Sedikitnya 13 orang di Kecamatan Pronojiwo dilaporkan meninggal dunia akibat terkena awan panas erupsi Semeru tersebut.
Sedangkan puluhan orang lainnya, mengalami luka bakar yang cukup serius dan kini dirawat di puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Menurut data BPBD Kabupaten Lumajang, erupsi Gunung Semeru membuat sedikitnya 902 warga terpaksa mengungsi.
305 orang di antaranya mengungsi di beberapa fasilitas pendidikan dan balai desa di wilayah Kecamatan Pronojiwo, 409 orang mengungsi di lima balai desa di wilayah Kecamatan Candipuro, dan 188 orang mengungsi di Kecamatan Pasirian.
Berikut sejumlah momen mendebarkan saat awan panas Semeru menyembur dan meneror di langit Lumajang, yang terekam kamera dalam bentuk video dan foto, yang beredar di media sosial.
Salah satu video yang paling banyak beredar adalah video yang merekam seorang pria berpayung merah di dekat sumber awan panas.
"Komane, Lur. Wis, melayu sak iki (Awannya, Saudara. Sudah, lari sekarang)," ujar seorang pria yang merekam video tersebut.
Belum diketahui di titik mana video itu direkam. Namun diduga, video itu direkam di dekat salah satu aliran sungai di Kecamatan Pronojiwo. Nasib pria berpayung merah itu juga hingga kini belum diketahui.
Video lainnya direkam oleh seorang pria di sebuah Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga berlari tunggang langgang menghindari jilatan awan panas Semeru yang menjulang ke langit.
Warga pun meneriakkan nama-nama Tuhan sembari berdoa dan meneriakkan 'Allahu akbar'.
Sejumlah anak-anak juga terlihat berlari ketakutan. Di belakang mereka, awan panas membumbung.
Pada video yang lain, warga terlihat berebut meminta tumpangan truk atau pick up, untuk menyelamatkan diri.
Dalam video itu, sejumlah perempuan berada di tepi bangunan-bangunan di pinggir jalan. Mereka terlihat menangis ketakutan.
Di video yang lain, warga mereka lumpur lava yang mengalir deras bak air bah di sungai.
"Lava, Woi. Lava, Woi," ucap seorang pria yang merekam video itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: