Citra seorang dosen secara umum adalah guru yang mengajar dengan serius di ruang kelas.
Bukan tanpa alasan. Sebab, seorang dosen adalah orang yang bertanggungjawab dalam kelahiran generasi sarjana-sarjana atau bahkan ahli-ahli selanjutnya. Karenanya, seorang dosen dituntut untuk menyampaikan ilmu dan merangsang pikiran mahasiswanya agar lebih aktif dalam menggali ilmu.
Tugas demikian tak ayal membuat kebanyakan dosen tampil serius, kaku, dan tak jarang mendapat sebutan "killer".
Namun, pandangan tersebut tentu tak dapat disamaratakan atau menjadi stereotipe.
Di antara ribuan dosen berperawakan serius, selalu ada dosen yang justru berwatak sebaliknya. Mereka lentur dan humanis dalam bertindak. Sebagian dari mereka bahkan mengizinkan mahasiswanya yang sudah memiliki anak untuk membawa anak ke dalam kelas.
Berbicara soal dosen yang demikian, ada sejumlah dosen yang sampai tak kuasa menahan naluri kemanusiaannya, dengan ikut menggendong bayi dari mahasiswa yang ia ajar.
Berikut beberapa dosen yang pernah melalukan hal itu.
Pada tahun 2016 lalu, seorang mahasiswi di Lander University, South Carolina, AS, bernama Sarah Thompson melahirkan seorang bayi laki-laki ketika kuliah matematika yang ia ambil baru berjalan dua minggu.
Untungnya, dosen yang mengampu mata kuliah Matematika, Dr Josie Ryan berbaik hati. Dosen itu mengizinkan Sarah untuk membawa bayinya yang ia beri nama William Isaiah itu ke dalam kelas. Sebab, sang bayi memang belum bisa ditinggalkan karena membutuhkan ASI eksklusif.
Awalnya, Sarah sempat menolak kebaikan hati dari Ryan. Namun pada suatu hari, ia tak dapat lagi menolak tawaran itu dan akhirnya membawa bayinya ke kelas.
"Saat itulah dosen saya menggendong bayi saya yang tertidur lelap sambil mengajar," ujar Sarah.
Saat sang dosen menggendong bayinya, Sarah pun mendokumentasikan momen itu dengan foto yang lalu ia unggah di Facebook hingga viral mendunia.
"Setiap kali saya membawanya ke kelas, semua orang bilang 'Aww!'" kata Sarah.
Profesor Dr Hassan Chamas banjir pujian dari khalayak setelah viral karena aksinya menggendong bayi salah satu mahasiswinya yang menangis di dalam kelas. Aksi itu terjadi pada 6 Maret 2018 lalu.
Dilansir Stepfeed, Hassan Chamas, yang bergelar PhD dari University of Bradford dan mengampu mata kuliah Bisnis Administrasi di beberapa universitas di Lebanon, menuai pujian dari khalayak netizen.
Hassan yang saat berusia 28 tahun (kini 31 tahun) bilang bahwa apa yang dia lakukan hanyalah bentuk dukungannya kepada mahasiswinya yang sedang berjuang meraih gelar master (S-2).
"Ah, itu (menggendong bayi) bukan apa-apa. Biasa aja," ujar Hassan kala itu.
Hassan menceritakan, saat itu, bayi mahasiswinya sedang menangis di dalam kelas. Ia lantas mengambil bayi itu dari ibunya dan menggendongnya sampai tangisnya reda dan tertidur pulas. Setelah itu, Hassan pun melanjutkan mengajar.
"Saya yakin bayi itu mengerti segalanya, dia begitu dekat dengan dosen," ujar Hassan, tertawa.
Dosen berikutnya yang juga sangat humanis dalam memperlakukan mahasiswanya adalah Profesor Nathan Aleander, Profesor Matematika di Morehouse College, Atlanta, AS.
Waktu itu, 1 Maret 2019, Profesor Nathan mengizinkan mahasiswanya, Wayne Hayer, untuk membawa bayinya yang berumur 5 bulan masuk ke kelas.
Karena aksinya itu, dosen berdarah Afro-Amerika itu pun menuai pujian karena dinilai memberikan contoh kemanusiaan yang sangat baik. Namun, sang profesor juga menolak pujian dialamatkan kepadanya. Dia justru menilai bahwa mahasiswanyalah yang patut dipuji karena tetap semangat menuntut ilmu walau harus mengurus bayi.
“Saya ingin menjadi model itu, dan saya pikir Wayne adalah modelnya. Dia fokus pada akademisnya terlepas dari semua hal lain yang dia lakukan," ujar Profesor Nathan.
Guru Besar Lincoln University College, Profesor Aqeel Dix juga pernah mencuri perhatian karena menggendong bayi salah satu mahasiswinya, Imani Lamar, sambil mengajar di dalam kelas.
Dua tahun lalu, Imani mengambil kelas di Departemen Ilmu Kesehatan yang diampu oleh Dr Aqeel Dix.
Dia kembali menjalani kuliah dengan cuti satu semester setelah melahirkan bayi laki-lakinya secara prematur. Bayi Lamar harus dirawat berbulan-bulan di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
“Itu benar-benar sulit. Pergi ke rumah sakit setiap hari, melihatnya dan tidak dapat membantunya, itu sulit,” kenang Lamar.
Imani sempat khawatir tak dapat menjalani kuliahnya karena ia tidak mendapatkan pengasuh bayi. Sampai akhirnya, sang profesor membolehkannya membawa bayi ke kelas.
“Saya tidak akan mendepak mahasiswa saya dari kelas hanya karena dia tidak punya pengasuh untuk menjaga anaknya. Saya enggak begitu orangnya,” kata Profesor Dix.
Foto Profesor Sydney Engelberg, dosen di The Hebrew University of Jerusalem viral di media sosial setelah diunggah oleh putrinya, Sarit Fishbaine, di Facebook.
Fishbaine bilang bahwa ayahnya mengajar di program magister dan ada beberapa mahasiswanya yang punya anak.
"Dia mendorong mereka untuk membawa anak-anak mereka ke kelas jika mereka tidak memiliki sarana untuk menyewa babysitter," terang Fishbaine kepada Buzzfeed.
"Ayah saya memang mencintai anak-anak dan mencintai bayi. Dia memiliki lima cucu... Dia yang bergerak, dia berjalan di sekitar kelas. Jadi dia hanya mengambil bayi dan terus mengajar," lanjut Fishbaine.
Dosen yang menggendong bayi mahasiswanya juga ada di Indonesia. Dia adalah Abdul Gaffar Karim, Dosen FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM).
Di dinding Facebook-nya, Abdul Gaffar Karim menceritakan bagaimana awal mula ia menggendong bayi muridnya itu.
Berikut kisahnya.
"Di sebuah kelas pasca-sarjana hari ini, seorang mahasiswi minta ijin untuk presentasi duluan, karena harus buru-buru keluar kelas.
"Kenapa?" tanyaku.
"Anak saya nangis di luar."
"Walah. Di luar mana?"
"Itu di luar, sama Uti-nya."
"Lah, bawa saja masuk ke sini. Ikut di kelas. Itu adalah hak dia untuk bersamamu. Kita buat kelas ini ramah anak."
"Nanti kelasnya keganggu."
"Soal keganggu itu pasti. Tapi keganggu-keganggu dikit, tidak masalah toh. Sana bawa masuk."
Dia pun pergi ke luar kelas, lalu masuk membawa seorang bayi perempuan berumur 3-4 bulanan.
Aku panggil dia mendekat.
"Sini," kataku. "Kamu mau presentasi kan? Sini kugendong anakmu."
Dia menyerahkan bayinya padaku, dan kembali ke tempat duduk untuk siap-siap presentasi.
Aku lanjut menyimak presentasi mahasiswa sambil menggendong bayi lucu ini.
Lecturing and baby-sitting, why not. Seorang pendidik harus punya kendali penuh atas proses belajar bukan?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: