Ritual mencegah hujan dari Ki Joko Sapu Jagat (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Berbagai pelonggaran di Indonesia seiring dengan membaiknya penanganan pandemi Covid-19, membuat berbagai acara skala besar sudah boleh digelar, misalnya hajatan.
Hal ini turut berpengaruh pada pawang hujan, salah satunya Ki Joko Sapu-Jagat. Setelah sepi panggilan selama berbulan-bulan, kini bisnisnya kembali berjalan, yaitu mencegah suatu acara diganggu hujan.
"Prinsipnya kami bekerja tanpa mengubah alam. Sebaliknya kami membentengi area tempat kejadian," kata Ki Joko (57).
Ki Joko mengungkap hujan akan tetap turun seperti seharusnya, tapi tidak dengan tempatnya bekerja. Dia telah menciptakan penghalang tak terlihat berupa cakra untuk memindahkan awan hujan.
Dalam menjalankan aksinya, Ki Joko menanamkan beberapa pusaka, seperti keris kecil di tanah. Dia juga meletakkan sepiring bunga segar di tanah.
Hari pertama ki Joko kembali bekerja adalah di sebuah pernikahan outdoor di Bekasi dan dihadiri tamu sekitar 400 orang. Kala itu, prakiraan cuaca menyebut 75% kemungkinan akan hujan. Namun, berkat Ki Joko, hujan tak turun hari itu.
“Acara di luar ruangan seperti ini bisa sangat berisiko terganggu hujan, jadi kami biasanya menawarkan pawang hujan kepada klien kami, atau kadang-kadang pemilik gedung atau tempat penyelenggaraan yang memberikan tawaran itu." ujar Anandita Sufian, panitia penyelenggara acara pernikahan itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: