Kategori Berita
Media Network
Senin, 01 NOVEMBER 2021 • 17:16 WIB

Duduk Perkara Polisi Dibacok Preman Diduga Ormas di Medan, Buntut Penyewaan 7 Dump Truck

Edi Susanto, kakak kandung Aipda Eko Sugiawan. (Istimewa)

Kasus dugaan penganiayaan terhadap anggota Polsek Medan Timur, Aipda Eko Sugiawan, yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) di Kompleks Griya Kalpataru Indah, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan pada Jumat (22/10/2021), kini dilimpahkan ke Satreskrim Polrestabes Medan oleh Polsek Medan Helvetia.

Kasus ini dianggap serius karena melibatkan kelompok ormas yang ada di Kabupaten Langkat. 

Kuasa hukum korban, Jaka Maulana Iqbal, mendesak agar pelaku segera ditangkap. Kalau tidak, ia akan mengadukan kasus ini ke Kapolda Sumatera Utara atau ke Kapolri.

Bagaimana sebenarnya duduk perkara kasus ini?

Edi Susanto (49), abang kandung Aipda Eko Sugiawan, menjelaskan kronologi kasus ini secara runut kepada Indozone, usai membuat laporan ke Polsek Medan Helvetia.

Laporannya diterima dengan nomor STTLP/ 433/X/2021/SU/ Polrestabes Medan/ Polsek Medan Helvetia. 

Seperti diketahui, selain melukai Aipda Eko Sugiawan, para pelaku juga merusak rumah milik Edi Susanto. Barang-barang berharga yang ada di dalam rumahnya, antara lain mobil dan sepeda motor, juga ikut dirusak.

Saat perusakan berlanngsung, hanya ada istri Edi, yakni Aiptu Surya Ningsih, di dalam rumahnya.

Berawal dari Penyewaan Dump Truck

Edi menjelaskan, sebelum penyerangan, malam itu ia sedang bersama Aipda Eko sedang berbincang mengenai masalah penyewaan dump truck. Edi mendatangi adiknya itu dan menceritakan masalah yang sedang dihadapinya..

Mobil milik Edi Susanto, suami Aiptu Surya Ningsih, dirusak. (Ist)

Di tengah perbincangan, sekitar pukul 21.50 WIB, istrinya, Aiptu Surya Ningsih, menelepon dan memberitahukan bahwa rumah mereka sudah dikepung oleh sekelompok orang.

"Istri saya nelepon, ngasih tahu kalau di rumah kami sudah ramai orang datang," ujar Edi.

Dalam laporan kepolisian, Edi menjelaskan bahwa penyerangan ini diduga kuat merupakan buntut permasalahan soal penyewaan 7 unit dump truck.

Awalnya, pada Rabu, 13 Oktober 2021, seorang agen parental berinisial DK datang ke kantor perusahaannya, CV Intech Powerindo Perkasa, menyatakan ingin menyewa 7 unit dump truck untuk waktu 6 hari.

Biaya sewa satu unit dump truck yang dipatok Edi adalah Rp900 ribu per hari. Dikalikan 6 hari penyewaan, maka satu unit dikenakan biaya Rp5,4 juta. Dikalikan 7 unit dump truck, maka DK harus membayar Rp37,8 juta.

Selain biaya sewa, juga ada biaya antar ke lokasi sebesar Rp125 ribu per unit dump truck. Dikalikan 7 unit, maka biaya antar ke lokasi adalah Rp 875 ribu.

Namun, saat itu, DK mengaku dump truk di perusahaannya sedang kosong karena sedang dipakai semua.

"Saya memberitahu DK bahwa saya tidak ada unit. Tetapi saudara DK memohon dan meminta tolong kepada saya untuk dicarikan dump truk," jelas Edi.

Selanjutnya, setelah memutar otak, Edi teringat pada temannya yang bernama Pohan dan Anto.

"Saya telepon dua teman saya itu, untuk menawarkan rental tersebut dan mereka setuju untuk merental unit (dump truk) milik mereka kepada DK melalui saya," terang Edi.

Pada sore harinya, datang dua orang yang Edi mengaku tidak kenal, mengendarai mobil Taft yang merupakan anggota ormas di Kabupaten Langkat.

"Ternyata DK dengan mereka (dua anggota ormas) punya kesepakatan mengambil pekerjaan angkutan tanah dengan sistem gendong kubikasi sebesar 27.000 per m3, dan dia kami ketahui mengambil deposit sebesar 2000 m3 dengan jumlah 54.000.000," terang Edi dalam laporannya.

Laporan Edi Susanto ke polisi. (ist)

Edi melanjutkan, saat bertransaksi mengenai penyewaan dump truk, dirinya tidak berada di tempat. Hanya stafnya yang ada di kantornya.

"DK berurusan dengan staf adiministrasi saya di kantor. Terjadilah transaksi. Ternyata DK meminta bantu untuk membuat tanda terima atas nama perusahaan saya (CV Intech Powerindo Perkasa) untuk meyakinkan seseorang berinisial HER sebagai utusan BB yang disebut-sebut sebagai ketua ormas," sebut Edi dalam laporannya ke polisi. 

Saat transaksi, DK membayar dengan uang tunai sebesar Rp25 juta, dan sisanya sebesar Rp29 juta ditransfer ke rekeningnya.

"Namun staf administrasi saya membuat kesepakatan, sesuai dengan perjanjian awal, yaitu rental dan bisa dibuktikan seperti faktur terlampir. Setelah esok harinya, 4 unit dump truk bergerak pada pukul 06.00 (pagi) sesuai arahan DK untuk mengisi BBM di KM 13. Dan 3 unit dump truk lagi bergerak dari gudang saya pukul 11.00 WIB dan berkomunikasi dengan DK," jelas Edi.

Sempat Dihentikan karena BBM Langka

Setelah penyewaan dump truk berjalan dua hari, DK menghubungi Edi lewat telepon, memberitahu bahwa semua dump truk yang ia sewa akan dikembalikan dengan alasan BBM langka. 

"Dan saya iyakan karena kasihan melihat dia (DK ) merugi, dan unit kembali," kata Edi.

Sepeda motor milik Edi Susanto, suami Aiptu Surya Ningsih, dirusak. (ist)

Namun, dua hari kemudian, DK menghubungi Edi lagi dan memberitahukan bahwa ia ingin memakai dump truk itu lagi. Hanya saja, ketika itu hanya 5 unit dump truk yang tersedia.

"Karena yang 2 unit lagi sedang perbaikan, hingga DK menyatakan bahwa pekerjaan ini disetop," lanjut Edi.

Aipda Eko Sugiawan menjalani perawatan di rumah sakit usai dibacok OTK. (Istimewa)

Edi melanjutkan, pada Jumat, 22 Oktober 2021, seorang temannya berinisial SUT datang ke kantornya, CV Intech Powerindo Perkasa, dengan tujuan ingin bertemu dengannya.

"Tetapi pada saat itu saya sedang ada di kantor notaris," kata Edi.

Nyaris Terkena Tombak

Setelah itu, saat pulang ke rumahnya, Edi mengaku diikuti oleh sekelompok orang dengan beberapa mobil. Orang-orang yang membuntutinya itulah, menurutnya, yang merusak rumahnya.

"Mereka datang dengan membawa senjata tajam berbagai jenis. Bahkan ada yang membawa senjata api dan sempat diletuskan ke atas. Mereka langsung merusak dua mobil milik kami, bahkan pada saat itu, saya yang masih berada di dalam mobil ditombak dan hampir mengenai badan saya," jelas Edi dalam laporannya ke polisi.

Adapun adiknya, Aipda Eko Sugiawan, yang bertugas di Polsek Medan Timur, terkena bacokan saat berusaha mengamankan situasi.

"Tangannya nyaris putus terjena sabetan senjata tajam. Kejadian ini sempat terekam kamera CCTV di lokasi kejadian dan dilihat oleh warga setempat," jelas Edi.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Duduk Perkara Polisi Dibacok Preman Diduga Ormas di Medan, Buntut Penyewaan 7 Dump Truck

Link berhasil disalin!