Kolase foto Muhammad Kece dan Irjen Napoleon Bonaparte. (Antaranews)
Terima suap penghapusan red notice sebesar Rp7,2 miliar dari Djoko Tjandra, lalu setelah ditahan menganiaya Muhammad Kece sampai babak belur dan melumuri orang itu dengan tinja, Irjen Napoleon Bonaparte nyatanya masih aktif sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sampai detik ini.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Divisi Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo kepada wartawan, Senin (20/9/2021).
Menurut Ferdy, masih aktifnya Napoleon sebagai polisi dikarenakan sidang etik terhadap dia belum berjalan. Dengan kata lain, Napoleon belum dipecat dari institusi Polri.
"Komisi kode etik Polri sudah mempersiapkan sidang komisi etik terhadap Irjen NB setelah inkrah," terang Sambo.
Terkait penganiayaan yang dilakukannya terhadap Kece, besok, Selasa (21/9/2021), Napoleon akan diperiksa.
"Kami ingin melihat seperti apa kronologinya, kejadianya peristiwa pidananya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/9/2021).
Adanya dalih Napoleon dalam surat terbuka yang disampaikannya ke publik, tidak akan memengaruhi proses penyidikan terhadapnya.
"Surat terbuka tak pengaruh pada proses penyidikan," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi.
Menurut Andi, Napoleon melumuri bagian wajah dan tubuh Kece dengan tinja. Diduga, tinja yang dipakainya untuk mengotori Muhammad Kece adalah tinjanya sendiri yang sudah ia siapkan dari kamarnya.
Dalam melancarkan perbuatannya, Napoleon bekerja sama dengan narapidana lainnya. Dalam hal ini, narapidana yang lain dimintanya untuk memegangi Kece agar ia bisa melumuri Kece dengan tinja.
"Kotoran manusianya sudah disiapkan di dalam kamar NB (Napoleon Bonaparte)," terang Andi Rian.
Berdasarkan hasil visum, terdapat luka lebam di sembilan titik di tubuh Muhammad Kece usai dihajar oleh Napoleon.
"Hasil VER (Visum et Repertum) korban menjelaskan ada sembilan luka lebam di sekitar wajah dan satu luka lebam di pinggang sebelah kanan," kata Andi saat dihubungi wartawan, Senin (20/9/2021).
Sebelumnya, Napoleon sudah menyampaikan surat terbuka terkait penganiayaan yang dilakukannya terhadap Kece.
Dalam surat terbukanya, Napoleon menyatakan bahwa ia menganiaya Kece karena tak terima keyakinannya dihina. Tak cuma itu, Napoleon juga menganggap tindakannya sebagai bentuk tindakan tegas dan terukur.
"Siapa pun bisa menghina saya, tapi tidak terhadap Allah ku, Al Quran, Rasulullah SAW dan akidah Islam ku, karenanya saya bersumpah akan melakukan tindakan terukur apapun kepada siapa saja yang berani melakukannya," kata dia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: