Ilustrasi vaksin semprot hidung. (Istimewa)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah melakukan uji klinis untuk melakukan evaluasi terhadap 8 vaksin semprot hidung Covid-19.
Melansir Medical Xpress, penelitian itu dilakukan oleh Universitas Xiamen China, Universitas Hong Kong dan Farmasi Biologi Beijing Wantai yang kini telah menyelesaikan uji klinis fase 2.
"Ketika virus menginfeksi seseorang, biasanya masuk melalui hidung," kata peneliti Nathalie Mielcarek, dikutip Sabtu (18/9).
"Idenya adalah untuk menutup pintu [masuknya virus],"sambung Nathalie.
Sebuah artikel yang diterbitkan di Scientific American di bulan Maret mendesak para peneliti untuk mengembangkan vaksin semprot hidung karena dinilai punya efek langsung terhadap virus di lendir orang yang terinfeksi.
Saat disemprotkan ke hidung, vaksin tersebut memicu produksi antibodi yang dikenal dengan imunoglobulin A yang bisa memblokir infeksi.
"Tanggapan luar biasa ini, yang disebut kekebalan sterilisasi, mengurangi kemungkinan orang menularkan virus," ujar Nathalie.
"Merangsang kekebalan langsung di hidung menurunkan risiko menginfeksi orang lain. Dari sana [hidung] Anda memiliki lebih sedikit virus yang menginfeksi paru-paru dan lebih sedikit kasus parah karena viral load lebih rendah," sambungnya.
Dalam artikel lain yang diterbitkan oleh Gavi the Vaccine Alliance menyebut jika semprotan tak memerlukan pendingin dan tak perlu dikelola oleh profesional kesehatan.
"Orang-orang akan dapat melakukannya sendiri di rumah, dan cenderung lebih familiar digunakan ketimbang jarum," kata Nathalie lagi.
Penelitian di Prancis melakukan uji coba pada tikus yang diberi vaksin dengan disemprot. Hasilnya, 100 persen yang divaksinasi selamat dari virus Covid-19 dan tikus yang tidak disemprot vaksin mati.
"Hewan yang divaksinasi menunjukkan tingkat virus yang rendah sehingga mereka tidak menular lagi, itu salah satu keuntungan dari semprotan hidung," ujar Philippe Mauguin, CEO dari institut Prancis.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: