Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar Lubis,
Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Perhubungan mengaku terus mengembangkan sistem moda transportasi massal di Kota Medan. Hal itu dilakukan guna mendukung pengembangan transportasi massal modern yang berbiaya murah dan tepat waktu, sekaligus mengurangi tingkat kemacetan di Kota Medan.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan membantu pembangunan Halte untuk operasional Bus Trans Metro Deli (TMD) yang menggunakan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada pihak operator angkutan umum atau Buy The Service (BTS) di Kota Medan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar Lubis, mengatakan bahwa Pemko Medan melalui APBD Kota Medan Tahun 2021 akan segera membangun 10 halte di Kota Medan. Nantinya, 10 halte itu akan dibangun pada jalur-jalur yang dilalui Bus BTS agar dapat digunakan oleh para penumpang pada 5 koridor Bus BTS di Kota Medan.
"InsyaAllah, di tahun ini juga Pemko Medan sudah menganggarkan pembangunan halte dari APBD (Kota Medan). Tahun ini kita akan bangun 10 halte," ucap Iswar, Jumat (10/9).
Dikatakannya, pembangunan 10 halte itu memang belum mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhan halte Bus BTS di Kota Medan. Tapi setidaknya, pembangunan 10 halte tersebut dapat membantu kelancaran operasional Bus BTS di Kota Medan.
"Total perhentian Bus BTS di Kota Medan itu ada 227 titik, tapi tidak semuanya juga harus dibuat halte. Yang pasti di 227 titik itu, semuanya sudah dibuat rambu-rambu perhentian, baik halte ataupun berupa tanda khusus," ujarnya.
Saat ini, terang Iswar, pada perlintasan 5 koridor Bus BTS di Kota Medan, sudah terdapat 67 halte, 27 diantaranya adalah halte baru yang dibangun untuk menunjang operasional Bus BTS. Dari 27 halte itu, 5 diantaranya merupakan sumbangan dari PT Bank Sumut.
"Jadi kalau nanti sudah terbangun yang 10 halte lagi di tahun ini, total jadi ada 77 halte," katanya.
Tak cuma itu, Iswar juga berkomitmen untuk terus mencari pihak ketiga seperti layaknya PT Bank Sumut yang bersedia bekerjasama dan membangunkan halte pada koridor-koridor Bus BTS di Kota Medan.
"Ini masih terus kita jajaki kerjasamanya, sedang terus dikomunikasikan. Harapannya, semakin banyak pihak yang mau diajak bekerjasama untuk membantu pembangunan halte di Kota Medan," tuturnya.
Dijelaskannya, memang tidak mungkin semua titik perhentian atau 227 titik perhentian Bus BTS di Kota Medan akan dibangun halte. Pasalnya tak hanya masalah anggaran, tapi juga menyangkut ketersediaan lah yang tidak memungkinkan.
"Ada beberapa ruas jalan yang tidak besar, jadi tidak mungkin lagi untuk dibangun halte di titik itu karena lahannya tidak ada. Nah yang seperti itu kan gak harus ada halte, cukup tanda perhentian saja. Walaupun memang tidak senyaman halte, karena tidak ada tempat duduk atau tempat berteduh," jelasnya.
Ia berharap, pembangunan halte dapat terlaksana secepatnya untuk mendukung operasional Bus BTS yang merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan.
"Sebisa mungkin akan kita maksimalkan, kita juga realistis, karena saat ini anggaran banyak difokuskan untuk penanganan Covid-19. Antusias masyarakat Kota Medan terhadap Bus BTS juga sangat baik dan ini akan menjadi perhatian kita," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Medan M Rizki Nugraha, mendorong Pemko Medan untuk segera membangun halte Bus BTS di Kota Medan.
"Berapa yang ada saja dulu yang dibangun, setidaknya dapat membantu masyarakat yang menunggu Bus di beberapa titik," ucap Rizki.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Medan itu juga mengatakan, dirinya mendorong Dishub Medan untuk terus menjalin kerjasama dengan pihak ketiga yang mau membangunkan sejumlah halte di Kota Medan.
"Kerjasama itu baik sekali sebenarnya, karena memang saat ini kita tidak bisa hanya mengharapkan APBD. Apalagi saat ini penanganan Covid-19 memang pasti lebih diutamakan, kerjasama dengan pihak ketiga ini kita harapkan bisa dimaksimalkan dan kita yakin Pemko Medan bisa melakukannya," pungkasnya.
Ternyata Gegara Tak Diberi Rp500 Ribu, Preman Pukuli Wanita Pedagang Pasar Gambir Tembung
Lapangan Merdeka Medan Sebagai Cagar Budaya, Ini Buktinya
Memilukan, Lihat Ibunya Dipukuli Preman, Anak Wanita Pedagang Pasar Gambir Tembung Trauma
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: