Menteri BUMN, Erick Thohir. (photo/ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyoroti kasus kelangkaan obat terapi Covid-19 dan vitamin yang terjadi beberapa waktu lalu. Ia mengaku geram dengan para pelaku penimbun obat dan vitamin tersebut.
Erick Thohir tak habis pikir dengan oknum yang sengaja memanfaatkan momen untuk memperkaya diri di tengah pandemi ini.
"Janganlah saat rakyat susah ini, penimbun-penimbun obat ini gak punya akhlak," kata Menteri Erick dalam acara BUMN Sehat dan Kuat, Demi Akselerasi Kebangkitan Ekonomi, Jumat (30/7).
Ia sadar bahwa penyediaan obat-obatan tak hanya dilakukan oleh BUMN saja. Namun juga dilakukan oleh pihak swasta. Untuk itu, ia juga meminta dukungan pihak swasta membantu ketersediaan obat-obatan di lapangan.
"Memang kami terus berupaya memastikan keberadaan obat tetap ada di apotek, makanya kami tingkatkan kapasitas produksi kami, sebagai catatan juga kita sangat penting peran swasta dukung ini. Sebab yang namanya buat obat oseltamivis, favirapir tidak hanya kita saja, swasta juga lakukan," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Pengembangan Bisnis Kimia Farma Apotek, Muhardiman memastikan, ketersediaan obat-obatan dan vitamin untuk pasien Covid-19 sejauh ini aman. Dia pun meminta agar masyarakat tidak melakukan panic buying terhadap obat dan vitamin untuk Covid-19.
"Untuk menanggulangi kelangkaan obat, kami berusaha tetap menjaga stok dan ketersediaan obat," kata dia di Jakarta, Rabu (28/7).
Namun, lanjut dia masyarakat juga perlu memahami bahwa ada beberapa obat yang termasuk dalam kategori obat keras dan hanya bisa didapatkan berdasarkan resep dokter.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: