Dokter Piprim Basarah Yanuarso (Foto/Istimewa)
Akhir-akhir ini, voice note seorang dokter bernama Piprim Basarah Yanuarso menjadi perhatian warganet. Pasalnya, voice note tersebut berisikan pernyataan tentang puasa dapat mencegah Covid-19.
Hal tersebut pun, ia klarifikasi melalui kanal YouTube milik Deddy Corbuzier. Ia katakan, sebenarnya voice note tersebut ditujukan untuk menjawab pertanyaan menantunya di Bandung.
"Jadi sebetulnya voice note itu tidak saya niatkan untuk viral, hanya menjawab pertanyaan menantu saya yang di Bandung ya, 'Bi (saya dipangil abi) teman-teman saya di Bandung ini banyak yang kena Covid-19, Gimana ya supaya nggak fatal?," terang dokter Piprim, seperti yang dikutip Indozone, Selasa, (27/7).
Kemudian, ia menjelaskan, bahwasanya dirinya dengan teman-temanya yang satu profesi sepertinya sering melakukan puasa. Ia katakan, pada tahun lalu pada bulan April sudah menulis buku tentang Optimalisasi Kondisi Metabolik.Tak hanya itu saja, ia mengaku juga sudah beberapakali ngisi seminar dengan teman IDI Jawa Tengah terkait hal itu.
"Prinsipnya begini jadi taglinenya adalah be a bad host for Covid-19, jadi tuan rumah yang jelek untuk Covid-19," ungkapnya.
Menurutnya, hubungan manusia dengan Covid-19 itu sifatnya pembajakan. Covid-19 merupakan makhluk hidup yang setengah hidup dan setengah mati.
"virus ini kan bukan makhluk hidup sesungguhnya. Dia hanya ada materi genetik rNA dibungkus oleh kapsul dan ada duri-durinya dia masuk ke tubuh kita, konsepnya itu membajak tubuh kita," terangnya.
Kemudian, ia pun menjelaskan saat rNA-nya masuk, hal itu akan terjadi transkripsikan untuk mencetak anak virus dengan menggunakan nutrisi di tubuh manusia.
"Iya, ini hampir sama dengan cancer, menggunakan nutrisi kita, dia membajak kemudian berkembang biak. Nanti mungkin ada beberapa hal yang beda dan unik untuk virus ini ya, kenapa kok dia bikin heboh banget virus ini, karena yang dibajak itu rem-nya inflamasi," ungkapnya.
""Intinya adalah inflamasi yang hebat tidak terkendali, itu sebetulnya bisa diredakan dengan tadi dari awal itu kita sudah tidur dan puasa," sambungnya.
Sebab, inflamasi itu tidak boleh lama-lama, sebentar saja nanti beralih ke adaptif imunity. Dikatannya, orang dengan komorbid, obesitas misalkan orang yang sudah ada dalam kondisi infalamsi cronic atau low grade inflamation cronic.
"Orang dengan obesitas tersebut juga sudah inflamasi with or without Covid-19," ungkapnya.
Antibodi itu kan bagian dari adaptif imunity (kekebalan tubuh yang beradaptasi). Menurutnya jika kekebalan tubuh kuat, maka virus bisa selesai disitu di inherited imunity-nya.
"Jadi Covid-19 itu bisa diselesaikan dengan autofagi yang sangat hebat," ucapnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: