Mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung tanggapi terkait blusukan Presiden Jokowi ke apotek Villa Duta, di Kota Bogor pada hari Jumat (23/7) untuk mengecek ketersediaan sejumlah obat Covid-19 dan vitamin. Ia menerangkan lokasi blusukan presiden tersebut merupakan resort paling bagus dan tempat orang kaya sejak tahun 1980-an.
Bahkan, blusukan tersebut, ia anggap agak aneh, karena apotek di Villa Duta yang lokasinya di tempat elit terjadi kekosongan obat. Apalagi, ia katakan hal itu terjadi di daerah yang jauh dari pusat elit, seprti Jakarta dan Bogor.
"Kalau saya baca secara dealektis (tentang blusukan Jokowi), begitu rakyat dibawa lihat bahwa predisen Jokowi tidak bisa memperoleh obat. Maka, itu pesan bahwa siap-siap kalian meninggal begitu," ucapnya di kanal YouTube Rocky Gerung Official, seperti yang dikutip Indozone, Sabtu, (21/7/2021).
Menurutnya, blusukan yang dilakukan Presiden Jokowi hal yang berbahaya, karena dia secara tidak langsung memberitahukan kepada rakyat bahwa negara tidak mampu lagi mengurus rakyat atau memberi obat.
"Maka, kalian siap-siap aja jadi jenazah, kan itu pesannya itu. Yang konyol itu buzzernya itu menganggap Presiden Jokowi merakyat. Justru dengan itu, ia memperlihatkan dia tidak pro pada rakyat," pungkasnya.
"Mestinya, ia (Presiden Jokowi) cari apotek yang ada obatnya, sehingga ia bilang kepada rakyat untuk jangan khawatir, pemerintah menyediakan obat. Sekarang Presiden malah memperlihatkan pemerintah tidak memiliki obat lagi, jadi kalian siap-siap stok kain kapan," sambungnya.
Ia mengatakan, hal yang dilakukan Presiden Jokowi ingin mencitrakan bahwa dirinya merupakan sorang yang sederhana. Akan tetapi, bukan hal itu yang ditangkap publik, melainkan pemerintah sudah tidak ada obat lagi.
"Jadi begitulah kebijakan yang dungu, akhirnya dipoles dengan pencitraan yang dungu juga itu. Maka terjadi lah olok-olok dunia, memang Indonesia tidak mampu lagi, karena itu dunia bilang Indonesia siap-siap menjadi kuburan masal," tuturnya.
Begitulah peristiwanya, ia katakan, bahwa tidak ada kecerdasan untuk menciptakan pencitraan. Menurutnya, Presiden Jokowi datang ke sebuah apotek sebagai pemberitahuan kepada rakyat bahwa tidak ada stok obat lagi.
Bahkan, menurutnya perbuatan Presiden tersebut merupakan pesan untuk memperlemah daya tahan masyarakat, karena masyarakat sudah frustasi, pesimis lalu daya imunitasnya turun.
"Jadi memang Istana ini otaknya nggak ada. Bahkan untuk obat psikologi rakyat pun ia tidak mampu, dia justru timbulkan pesimisme kepada rakyat," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: