Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan, hal ini pun membuat pemerintah mengambil langkah untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat selama 3-20 Juli. Hal ini berdampak kepada sebagian kelompok masyarakat tidak bisa bekerja dengan efektif dan membuat kondisi perekonomian masyarakat tidak stabil.
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, dalam kondisi pandemi yang serba sulit saat ini, ada sejumlah hal yang perlu diantisipasi. Selain persoalan kesehatan, juga kondisi perekonomian masyarakat.
”Pertama akibat pandemi ini pasti ekonomi akan berantakan, pasti ekonomi akan sulit dari logika tahapan-logika pandemi ini. Logika misalnya sekarang PPKM Darurat ini berakibat pada matinya beberapa segmen bisnis tertentu,” ujar Muhaimin, Rabu (14/7/2021).
Di sisi lain, lanjut dia, recovery ekonomi secara makro juga belum bisa diandalkan. Sehingga kalau krisis berubah menjadi resesi dan berubah menjadi kekalutan ekonomi sehingga harus diwaspadai.
”Kewaspadaan ini menyangkut bagaimana kita harus bangun solidaritas, bangun kebersamaan, bangun semangat gotong-royong, bahu-membahu, terutama kita pikirkan keluarga kita, kita pikirkan masyarakat kita agar tidak menjadi korban resesi,” urainya,
Kedua, kata pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini, hal yang harus diantisipasi jika pandemi ini tidak bisa segera diatasi dalam waktu cepat adalahpola budaya baru atau new normal. Sehingga mau tidak-mau masyarakat harus ikut berubah dengan mengikuti protokol kesehatan.
Gus Muhaimin mencontohkan kebiasaan di kalangan Nahdliyin yang biasa mencium tangan para kiai sebagai bentuk penghormatan kepada guru, saat ini harus diubah.
”Kepada para kiai yang sudah sepuh, saya kitra tidak usah dicium tangannya dulu. Salaman cuku di dada supaya beliau-beliau ini kita jaga. Kita cinta beliau, ingin cium beliau, ingin bersalaman dengan beliau, tetapi untuk sementara waktu sebelum pandemi ini berakhir, kita ubah tradisi untuk mengantisipasi,” urainya.
Hal ketiga, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, melalu tradisi dan kultur baru, saat ini para kiai dan ulama juga menghadapi perjuangan agama yang berbeda keadaaanya.
”Suasana keimanan masyarakat juga berubah, cara pandang keagamaan juga berubah, tantangan dakwah kita juga pasti berubah. Ini membutuhkan keseriusan kita,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Gus Muhaimin berpesan kepada jajaran Dewan Syura DPP PKB untuk menyiapkan langkah dakwah yang benar-benar solutif dan memberikan jalan perbaikan, sekaligus memberikan harapan baru kepada umat Islam di Tanah Air.
”Masih saja sebagian umat Islam belum bisa menerima keadaan pandemi ini. Kemarin saya ketemu beberapa pengurus MUI Pusat, mereka menyampaikan kegelisahannya ada dua kubu kelompok yang sangat keras antara yang tidak percaya Covid-19 dan terus melakukan kampanye. Diisi lain ada yang menganggap MUI hanya berpihak kepada pemerintah, dan pemerintah kehilangan legitimasi, kehilangan kepercayaan,” tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: