Ustad Tengku Zulkarnain. / istimewa
Penceramah Ustad Tengku Zulkarnain mengatakan sejarah kebiadaban PKI dan penganut komunis mau dibelokkan jadi kebiadaban pihak lain.
Ustad Tengku Zulkarnain khawatir tuduhan akan menyasar ke TNI dan pemerintah orde baru, kiyai dan santri yang bakal mendapatkan lebel itu biadab.
"Satu dekade ini, Sejarah kebiadaban PKI dan Penganut Komunis mau dibelokkan jadi Kebiadaban Pihak Lain. Apa mau menuduh TNI dan Pemerintah Orde Baru, Kiyai dan Santri yang biadab...? PKI mau dijadikan sebagai korbannya? PKI itu culun dan baik...? Gila Lu Ndro... Lawan...!," kicau Ustad Tengku Zulkarnain di twitternya @ustadtengkuzul tertanggal 23 April 2021 pukul 9.33 wib.
Para netizen memanfaatkan momentum untuk ikut berkomentar di atas postingan sang ustad dari Kota Medan ini.
"Bodoh dan dungu kalo msh ada netizen yg ga percaya kalo PKI / Komunis itu msh hidup,jgn2 dia netizen itu sendiri adalah PKI / Komunis nya. Simpel," tulis akun @JelataKedai.
"Umat harus bersatu, generasi muda jangan cuma main game doang. Sadarkan semua pihak. Siapapun anda agama apapun akan ditindas oleh Komunis.," tulis akun @SumandoGaek.
"Utk menyelamatkan indonesia dr komunis mulai skrg jgn takut dan malu gelorakan "SAYA ORBA DAN SAYA ANTI KOMUNIS " tulis akun @Sean8213.
"Mantap kali bang ,di saat ORBA TNI dan Indonesia di hormati di dunia internasional ,dan kita tahu Soeharto anti negara China komunis,setelah Jokowi ini baru Indonesia kacau balau di obok obok negara China komunis ,anak anak PKI ini gak sadar diri nanti jaga akan di bunuh china," tulis akun @Sapriad19222413.
Satu dekade ini, Sejarah kebiadaban PKI dan Penganut Komunis mau dibelokkan jadi Kebiadaban Pihak Lain.
— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) April 23, 2021
Apa mau menuduh TNI dan Pemerintah Orde Baru, Kiyai dan Santri yang biadab...?
PKI mau dijadikan sebagai korbannya?
PKI itu culun dan baik...?
Gila Lu Ndro...
Lawan...!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: