Mantan politisi senior Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun. / istimewa
Usai dipecat dari Partai Demokrat karena tuduhan kudeta, Jhoni Allen Marbun angkat bicara. Dia bongkar sejumlah hal tentang 'isi perut' partai berlambang merci itu.
Sebagai politisi senior Partai Demokrat, dia menyebutkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah meminta agar Marzuki Ali tidak maju sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan Kongres Pemilihan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum.
"Setelah Anas Urbaningrum menjadi tersangka, terjadilah KLB pertama atau kongres III Partai Demokrat di Bali tahun 2013 untuk melanjutkan sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum hingga 2015 di mana beliau mengatakan hanya akan meneruskan sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum sehingga saya, Jhoni Allen Marbun, diperintahkan oleh SBY untuk membujuk Marzuki Alie yang saat itu menjabat ketua DPR untuk tidak maju sebagai kandidat ketua umum PD. Padahal, pada kongres kedua 2010 memperoleh suara kedua terbesar setelah Anas Urbaningrum," kata Jhoni Allen dalam video, dilansir indozone Selasa (2/3/2021).
Menurutnya, SBY lah yang kerap merekayasa kongres pemilihan ketua umum Partai Demokrat. Seperti yang terjadi di Surabaya beberapa tahun silam.
"Pada kongres keempat 2015 di Surabaya, SBY merekayasa jalannya kongres agar dia menjadi calon tunggal sebagai ketua umum Partai Demokrat. Inilah bentuk pengingkaran janjinya terhadap dirinya sendiri dan para kader Partai Demokrat di seluruh tanah air. Yang paling meresahkan para ketua DPD dan ketua DPC seluruh Indonesia adalah membuat peraturan organisasi yang mengamputasi hak DPD dan DPC dengan mengambil iuran anggota fraksi DPRD provinsi dan DPRD kabupaten kota untuk sebagian disetor ke DPP dan hak-hak penentuan pemilihan kepala daerah tanpa ada pertanggungjawabannya," kata Jhoni.
Jhoni menyatakan pemilihan AHY sebagai Ketua Umum juga merupakan rekayasa SBY.
"Selanjutnya pada kongres ke-V di Senayan, Jakarta, kembali SBY merekayasa tata cara kongres tidak sesuai sebagaimana mestinya. Pembahasan dan penetapan tata tertib acara tidak dilakukan di mana salah satu isinya membahas syarat dan tata cara pemilihan ketua umum. Selain itu, tidak ada laporan pertanggungjawaban dari ketua umum SBY," katanya.
"Setelah pidato ketua umum SBY, peserta kongres yang tidak punya hak suara diusir keluar arena kongres. Semestinya, seluruh peserta kongres memiliki hak bicara. Padahal hak suara hanya digunakan pada saat pemilihan ketua umum atau perbedaan pendapat," ungkap Jhoni.
Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, membantah pernyataan Jhoni Allen yang berkata miring tentang SBY.
"Kalau dibilang SBY tidak berdarah-darah membangun Partai Demokrat, mungkin yang bilang begitu tidak tinggal di planet Bumi. Tinggal di planet Mars kali," kata Herzaky Mahendra Putra, Senin (1/3/2021) kemarin.
Menurutnya, Jhoni Allenlah yang mengarang sejarah tentang Partai Demokrat.
"Ini namanya manipulasi sejarah kalau bilang nggak ada keringat Pak SBY mendirikan partai," ungkapnya.
Herzaky menyatakan, sejak awal terbentuknya gagasan Partai Demokrat ketika SBY kalah dari Hamzah Haz saat hendak maju menjadi wakil presiden mendampingi Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.
"Gagasan membentuk partai ini dimulai ketika SBY kalah dari Hamzah Haz untuk menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan di Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2001," ujarnya.
Menurutnya, ketika itu politikus senior PD Ventje Rumangkang memberikan saran SBY membentuk partai baru. Ventje Rumangkang, dikatakan Herzaky, menilai SBY banyak diinginkan masyarakat untuk menjadi pemimpin nasional.
"Bapak Ventje Rumangkang almarhum kemudian menyarankan SBY mendirikan partai. Bapak Ventje menyampaikan bahwa banyak orang yang menginginkan SBY menjadi pemimpin nasional, termasuk menjadi wakil presiden. Namun realitas politik tak memungkinkan lantaran SBY ketika itu tak mempunyai partai," ujarnya.
"Setelah berdiskusi dengan Ibu Ani, Bapak SBY kemudian mengamini usulan Ventje. SBY pula yang kemudian menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto politik Partai Demokrat. Partai ini pun didirikan pada 9 September 2001, mengambil tanggal yang sama dengan hari ulang tahun SBY pada tanggal 9 bulan sembilan. Begitu pula dengan pemilihan jumlah deklarator pendiri partai sebanyak 99 orang. Di antara deklarator itu, bahkan ada nama staf pribadi SBY," lanjutnya.
Herzaky memastikan orang yang menyebut SBT tidak berkeringat saat mendirikan Partai demokrat adalah mereka yang tak paham sejarah. Bahkan ironisnya, banyak orang yang kini mengaku sebagai deklarator PD.
"Ini kenyataan sejarah yang tidak bisa dipungkiri, kalau dibilang tidak ada keringat Pak SBY mendirikan partai, itu ketahuan orang yang tidak paham sejarah. SBY sendiri tak pernah mengklaim berdirinya Demokrat sebagai perjuangannya sendiri," katanya.
"Namun kami mengaku heran jika kini banyak deklarator atau pendiri partai yang merasa lebih besar dan berjasa mendirikan partai. Demokrat memang didirikan untuk menjadi kendaraan politik mendorong SBY menjadi calon presiden. Publik memilih Demokrat karena ingin Pak SBY punya kendaraan politik. Realita politik menyebutkan kalau tidak ada figur Pak SBY orang nggak akan memilih Partai Demokrat, enggak segitu angkanya," ungkapnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: