Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin. (photo/Instagram/@kyai_marufamin)
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengakui jika pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air masih berjalan lamban, di mana jumlah dosis yang diberi hanya 80-90 ribu per hari, atau kurang dari 10 persen dari target nasional yang mencapai 1 juta per hari.
"Memang untuk (tahap) pertama kali ini masih lamban, sekitar 80-90 ribu per hari, sementara target yang ingin dicapai itu satu juta dalam satu hari," kata Wapres Ma’ruf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, negara menghadapi sejumlah persoalan dalam pelaksaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Adapun persoalan yang dimaksud seperti terkait dengan registrasi penerima vaksin, distribusi vaksin, pendataan penerima vaksin dan jumlah vaksinator.
Ma'ruf Amin menambahkan, pemerintah akan segera melakukan evaluasi untuk menuntaskan persoalan-persoalan yang jadi penghambat pelaksaan vaksinasi Covid-19. Sehingga diharapkan vaksinasi Covid-19 tahap kedua pada April mendatang bisa mempercepat capaian DDDC penerima vaksin.
"Masalah-masalah yang terus mengganggu ini terus dibenahi, masalah teknis ya misalnya soal registrasi nanti disederhanakan, soal distribusi mulai dibenahi supaya itu cepat sampai dan soal data penerima vaksin juga terus dibenahi," katanya.
Pemerintah juga akan terus menambah jumlah dosis vaksin Covid-19 sesuai kebutuhan masyarakat di Indonesia. Selain itu, tenaga kesehatan penyuntik vaksin atau vaksinator akan ditambah supaya mempercepat vaksinasi.
"Memang sekarang dari impor (vaksin) itu masih sedikit, tetapi produksi yang dibuat di dalam negeri sudah mulai. Disamping itu juga ada tambahan, selain dari Sinovac ada juga dari AstraZeneca dan merek-merek lain. Lalu vaksinator juga akan diperbanyak, termasuk dari TNI dan Polri juga menyediakan vaksinator," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: