Kategori Berita
Media Network
Kamis, 11 FEBRUARI 2021 • 11:11 WIB

Kejanggalan Aisha Weddings yang Tawarkan Pernikahan Dini, Benarkah Hanya Pengalihan Isu?

Spanduk Aisha Weddings. (Dok. Aisha Weddings)

Ada sejumlah kejanggalan di Aisha Weddings, Wedding Organizer (WO) yang viral karena tawarkan pernikahan siri, poligami hingga pernikahan dini. Hebohnya pembicaraan Aisha Weddings disebut-sebut hanya untuk pengalihan isu. Benarkah demikian?

Menawarkan berbagai macam jasa, di website Aisha Weddings tidak tertera alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Pengguna Twitter dengan nama akun @ridwanhr mencoba mengulik lebih jauh soal Aisha Weddings.

Aisha Weddings ternyata membeli domain yang sudah expired. Jika dicari di Google Maps, Aisha Weddings berada di New York dan Pekalongan. Ridwan yakin bahwa seluruh WO di Pekalongan bersih dan tidak mungkin sengaja melakukan hal blunder.

Sementara itu, menurut seorang netizen bernama Baskoro dengan nama  akun Twitter @representatif, orang pertama yang meramaikan Aisha Weddings tersebut patut dicurigai.

Minimnya informasi tentang Aisha Weddings juga menjadi pertanyaan. Mereka membuka usaha, namun tidak memberi nomor telepon ataupun akun media sosial yang aktif. Namun, Aisha Weddings malah gencar mempromosikan WO-nya lewat spanduk dan borosur.

Adapun tiga kota yang menjadi sasaran promosi Aisha Weddings, yaitu Menteng, Jakarta, Kendari, Sulawesi Tenggara dan Praya, Lombok.

Spanduk Aisha Weddings juga dipasang dengan cara 'nebeng' di baliho orang lain. Seperti di Kendari, spanduk promosi Aisha Weddings dipasang di bawah baliho anggota DPRD Kendari, Abdul Rasak. Padahal anggota DPRD itu sendiri tidak ada kaitannya dengan Aisha Wedding.

Baca juga: Banyak yang Melapor, Polisi akan Usut Tuntas Aisha Weddings karena Promosikan Nikah Dini

Kejanggalan lainnya adalah Aisha Weddings membayar pesanan spanduk ke salah satu percetakan di Praya, Lombok lewat Paypal bukan rekening bank. Itu pun, nama akun Paypal-nya menggunakan nama samaran.

Menariknya, baru WO yang baru dibikin pada September ini menargetkan tiga wilayah Indonesia. Baskoro mencurigai tiga wilayah yang dipilih sebagai target promosi tersebut karena asosiasi ke Islam 'Radikal'.

"Menteng aku kurang ngerti detailnya, tapi dulu sempat ada Poros Menteng Petamburan. Kendari ramai komunitas salafi. Lombok juga sejak lama terkenal sebagai provinsi Islami (banyak salafi dan muslim yang lebih puritan)," kata Baskoro.

Aisha Wedding pertama kali muncul di Facebook sekitar jam 11.30 WIB. Kemudian, spanduk promosi Aisha Wedding itu dibagikan ulang oleh akun Twitter @SwetaKartika yang merasa resah dengan promosi pernikahan dini tersebut.

"Tbh selain doi setelah itu tidak ada rame-rame dan baru mulai rame di Twitter pasca Sweta Kartika (yang kemungkinan besar kepancing) ngetweet dan di Facebook pasca si Aisha Wedding upload foto-foto spanduknya. Itu media-media masih belum mengunggah apa-apa sebagai berita," ujar Baskoro.

"Feelingku kali ini emang pakai strategi menggocek KOL (Key Opinion Leader) atau influencer karena dulu sudah babak belur karena masalah klepon haram yang sirkulasi informasi berawal dari sirkel itu itu aja kan? Cuma namanya DNA ya tetep aja kerasa," lanjutnya.

KPAI sendiri sudah melaporkan kasus Aisha Weddings. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Rusdi Hartono, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan terkait Aisha Wedding.

Penyidik sedang mendalami untuk menyelidiki pelanggaran hukum atas situs penyelenggara pernikahan itu.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kejanggalan Aisha Weddings yang Tawarkan Pernikahan Dini, Benarkah Hanya Pengalihan Isu?

Link berhasil disalin!