Simulasi pemberian vaksin Covid-19 (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menyebut efek samping, termasuk alergi setelah disuntik vaksin Covid-19 memang bisa terjadi.
Namun, kasus ini jarang terjadi, sehingga warga tidak perlu takut untuk disuntik vaksin Covid-19.
Menurut CDC, ada 29 kasus reaksi alergi parah yang dikenal sebagai anafilaksis setelah pemberian vaksin COVID-19, baik itu dari vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna dan lainnya.
"Bahkan dengan kasus yang terlihat sampai saat ini, vaksin COVID-19 tetap merupakan proposisi nilai yang baik," kata Direktur Pusat Imunisasi Nasional CDC, Nancy Messonnier dilansir dari Antara, Selasa (12/1/2021).
Kasus efek samping anafilaksis vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 adalah 11,1 kasus per 1 juta dosis vaksin. Jika pun ada efek samping, maka bisa ditangani oleh tim medis.
"Risiko mereka akibat COVID-19 dan hasil yang buruk masih lebih besar daripada risiko akibat parah dari vaksin dan untungnya, kami tahu bagaimana menangani anafilaksis," tutur Messonnier.
Oleh karena itu, Messonnier mendesak petugas kesehatan yang mengelola vaksin COVID-19 untuk bersiap terhadap reaksi efek samping.
"Siapa pun yang memberikan vaksin tidak hanya perlu memiliki EpiPen, tetapi tahu cara menggunakannya," kata dia.
CDC melaporkan pada 14 Desember dan 23 Desember terjadi 21 kasus anafilaksis setelah pemberian 1.893.360 dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Sebagian besar reaksi atau 71 persen, terjadi dalam 15 menit setelah vaksinasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: