Kategori Berita
Media Network
Selasa, 08 DESEMBER 2020 • 16:19 WIB

Kembali Terlibat Perang Kata, Erdogan Berharap Perancis Segera Lengserkan Macron

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (REUTERS/Huseyin Aldemir), Presiden Emmanuel Macron. (REUTERS/Gonzalo Fuentes).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada akhir pekan lalu terkait harapannya agar Prancis segera menyingkirkan Presiden Emmanuel Macron secepat mungkin. Ini adalah perang kata-kata terbaru antara kedua pemimpin tersebut yang semakin tegang.

"Macron adalah masalah bagi Prancis. Dengan Macron, Prancis sedang melewati periode yang sangat, sangat berbahaya. Saya berharap Prancis akan menyingkirkan masalah Macron secepat mungkin," kata Erdogan kepada wartawan usai salat Jumat di Istanbul seperti yang dilansir France 24.

Perselisihan telah meningkat ke tingkat yang lebih baru setelah sebelumnya beberapa bulan terakhir, Prancis telah mengeluarkan pernyataan dan tindakan yang islamophobia setelah beberapa serangan di tanahnya. 

Dia mengatakan Prancis harus mencampakkan pemimpin mereka. Ia pun menyinggung istilah 'tidak akan bisa melepaskan rompi kuning'. Kata-kata itu merujuk pada gerakan protes yang meletus di Prancis pada 2018.

"Rompi kuning nantinya bisa berubah menjadi rompi merah," kata Erdogan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pemimpin Turki telah berulang kali menyarankan agar Macron mendapatkan "pemeriksaan mental" dan mendesak rakyat Turki untuk memboikot produk berlabel Prancis.

Kecaman Erdogan yang sengit itu terjadi ketika Uni Eropa mempertimbangkan menjatuhkan sanksi terhadap Turki pada pertemuan puncak 10 Desember, sebagian besar karena kebuntuannya dengan anggota UE Yunani di Mediterania timur.

Baca Juga: Nenek Berusia 91 Tahun Ini Jadi Orang Pertama Menerima Vaksin Pfizer Covid-19 di Inggris

Para diplomat mengatakan bahwa Paris mendesak untuk tindakan hukuman semacam itu terhadap Turki bahkan jika beberapa anggota kunci UE, terutama Jerman, lebih berhati-hati dan menginginkan pendekatan diplomatik.

"Kami siap menggunakan cara yang kami miliki," kata ketua Dewan Eropa Charles Michel, mengungkapkan kekecewaan atas "tindakan sepihak" dan "retorika permusuhan" Ankara.

Dalam wawancara yang disiarkan televisi hari Jumat, Macron tampak tidak mau ditarik ke babak baru penghinaan dengan Erdogan.

"Saya percaya pada rasa hormat. Saya pikir makian di antara para pemimpin politik bukanlah metode yang baik," kata Macron.

Turki dan Prancis juga berselisih tentang Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang dihuni oleh etnis Armenia yang memisahkan diri dari kendali Baku dalam perang pasca-Soviet tahun 1990-an.

Pertempuran baru pecah pada bulan September, menyebabkan beberapa ribu orang tewas, sampai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia disegel bulan lalu.

Turki adalah sekutu setia Azerbaijan dan Macron, yang negaranya memiliki komunitas besar Armenia, berulang kali menuduh Ankara mengirim milisi Suriah untuk berperang di Baku.

Bulan lalu, Senat Prancis mengadopsi resolusi tidak mengikat yang menyerukan Prancis untuk mengakui Nagorno-Karabakh sebagai negara merdeka.

"Anda adalah mediator tetapi di sisi lain, Anda telah mengeluarkan resolusi di parlemen Anda tentang wilayah di mana Anda seharusnya menjadi mediator," sergah Erdogan.

Prancis bersama dengan Rusia dan Amerika Serikat menjadi ketua bersama Grup Minsk, yang telah memimpin pembicaraan mencari solusi untuk konflik selama beberapa dekade tetapi gagal mencapai kesepakatan yang langgeng.

Erdogan juga mengulangi komentar Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev bahwa Prancis harus menyerahkan kota pelabuhan Mediterania di Marseille, rumah bagi salah satu komunitas Armenia terbesar di Prancis, kepada Armenia, jika ingin mendirikan negara untuk Armenia di Karabakh seperti yang diinginkan Prancis.

"Saya memberikan nasihat yang sama: jika mereka (Prancis) sangat ingin (Karabakh diberikan ke Armenia), mereka (juga) harus memberikan Marseille kepada Armenia," kata Erdogan.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kembali Terlibat Perang Kata, Erdogan Berharap Perancis Segera Lengserkan Macron

Link berhasil disalin!