Virus Corona (Covid-19) bisa dilawan dengan menjaga imun tubuh dan menjaga manajemen stres dengan baik. Itulah sekelumit pernyataan dari TB Ardi Januar, pasien yang berhasil melawan Covid-19 usai berjuang selama 20 hari di Wisma Atlet.
Pria yang akrab disapa Tebe itu membagikan pengalamannya melalui Live Instagram di akun kang.tebs. Dalam sesi live tersebut, dia membagikan pengalaman tak terlupakan saat harus menjalani karantina bersama istrinya di Wisma Atlet.
Tebe pun mencertiakan awal mula dirinya dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan rangkaian perjalanan dinas ke luar kota ke Bali selama sepekan. Pria yang merupakan Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan itu melakukan perjalana ke Bali dalam rangka tugas.
"Kunjungan kerja di Bali kurang lebih 1 minggu, sepulang dari Bali gue melakukan tes Swab sebagai protap di kementerian setiap tugas pergi dan pulang dari luar kota," buka Tebe dalam Live IGnya.
Setelah melakukan tes Swab dan dinyatakan positif Covid-19, Tebe langsung melakukan penelusuran kontak kepada semua orang dan keluarga yang berinteraksi dengannya minimal selama sepekan terakhir. Dari beberapa anggota keluarganya, sang Istri juga dinyatakan positif Covid-19, sedangkan ketiga anaknya negatif.
"Gue selalu open sejak awal kena Covid-19. Setelah gue dinyatakan negatif semua teman dan kerabat yang kontak dekat langsung gue kabarin kondisi gue. Setelah itu gue dapat kabari istri positif dan sopir gue, almarhum pak Badrus juga positif," urainya.
Saat itu, Tebe dan istri menjalani perawatan di ruang Isolasi Wisma Atlet di Tower 7, lantai 7. Sedangkan sopirnya dirawat di Rumah Sakit Duren Sawit karena kondisinya membutuhkan pertolongan tambahan.
Baca Juga: 10 Hari Berjuang Melawan Covid-19, Wanita Ini Tetap Sabar Menunggu Hasil Tes Swab
Dalam ceritanya, Tebe juga menyinggung soal kisah sang sopir yang disebutnya Pak Badrus. Selama ini, kata dia, sang sopir tak pernah bercerita mengenai keluhan penyakitnya selama ini.
"Selama menjalani isolasi, kami terus bertukar kabar dan saling memberikan motivasi. Hingga pada suatu hari WAnya ceklis satu. Lalu gue coba menghubungi keluarganya dan gue malah terkejut dapat kabar jika Pak Badrus sudah meninggal. Gue coba konfirmasi lansung ke RSUD Duren Sawit dan benar Pak Badrus sudah meninggal dunia," kenangnya.
"Ketika kita mendengar kerabat meninggal dunia tapi kita tidak bisa melayat itu rasanya berat sekali. Gue hanya bisa menyaksikan proses pemakaman Pak Badrus lewat rekaman video, rasanya berat sekali. Tapi Alhamdulillah keluarga Pak Badrus sangat ikhlas dan tabah menghadapinya," sambung Tebe.
Tebe pun melanjutkan ceritanya tentang masa-masa menjalani perawatan di ruang Isolasi Wisma Atlet. Dia menghuni salah satu ruangan bersama istrinya.
Saat awal-awal menjalani perawatan Tebe dan istrinya diberikan beragam obat dan vitamin agar sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.
"7 hari pertama ada 3 obat dan 1 vitamin, hari ke 8 begitu CT gue meningkat hanya dikasi vitamin. Tapi istri dikasih obat Avigan karena CTnya di bawah gue, itu obat keras tidak dianjurkan untuk orang yang mau hamil dalam waktu dekat. Efeknya jangka pendek. Abis minum Avigan jangan hamil karena akan berisiko ke calon bayi," kata Tebe.
Secara singkat, Tebe pun berbagi pesan untuk selalu berfikir positif dan harus manajemen stres agar menguatkan imun tubuh. Sebab, menghadapi Covid-19 tak boleh stres.
"Kalo psikis kuat imun naik. manajemen stress dengan baik, istirahat cukup, tapi andaikata takdir memvonis kita positif jangan panik dan stres hadapi dengan semangat dan hati bersih. Jangan depresi, Covid-19 bukan akhir dari segalanya," pesannya.
Hingga kini, Tebe pun tak tahu pasti di mana dan dari mana dirinya bisa terpapar Covid-19. Pasalnya, rekan-rekan kerjanya tidak ada yang terpapar Covid-19.
Namun, Tebe dan istri berupaya iklas menerima kenyataan telah terpapar Covid-19. Perjuangannya 20 hari diisolasi di Wisma Atlet pun berbuah manis karena dinyatakan negatif Covid-19.
"Semangat ikhlas yakinkan diri virus itu tumbang. Tapi tetap disiplin dari pengobatan mulai dari vitamin, madu, hingga obat-obatan dari tim medis. Kita dituntut banyak bersyukur dan jaga kesehatan," ujar Tebe.
Tebe menambahkan, sudah dinyatakan sembuh atau negatif Covid-19 bukan berarti dirinya dan istri tak akan kembali terpapar virus tersebut. Sebab, orang yang sudah dinyatakan sembuh bisa kembali terpapar Covid-19.
"Covid bukan kaya cacar kalau lo udah kena gak bakal kena lagi. Di Wisma Atlet pernah ada yang positif sudah negatif pulang terus positif lagi," beber Tebe.
Dalam ceritanya, Tebe juga menyinggung berapa beratnya tugas para tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat. Bahkan, mereka rela tak bertemu keluarga dan anaknya hingga berbulan-bulan.
"Tenaga medis 5 bulan tidak pulang selama APD gak bisa makan minum dan BAB selama 8 jam. Mereka jauh lebih menderita dari pasien. Itu mereka kalau dilihat dekat seperti gerah banget," kata Tebe.
Dia sempat merasa tersiksa karena harus jauh dari ketiga anaknya karena harus menjalani isolasi selama 20 hari. Tapi, rasanya hal itu tidak ada apa-apanya kalau melihat perjuangan para tenaga medis.
"Gue kira 20 hari ninggalin anak-anak udah menderita banget, ternyata mereka bisa berbulan-bulan meninggalkan anak-anaknya. Mereka sangat luar biasa," tuturnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: