Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Vivick Tjangkung. (Instagram/vivicktjangkung)
Nama Kompol Vivick Tjangkung merupakan nama polisi yang ditakuti oleh para pelaku penyalahgunaan narkotika. Di sisi hebatnya meringkus pelaku-pelaku kejahatan narkotika maupun kejahatan kriminal umum, Kompol Vivick memiliki cerita haru di balik kesuksesannya menjadi polisi wanita (polwan).
Indozone mendapat kesempatan mewawancarai Kompol Vivick, seorang polisi bidang narkotika nomor satu di wilayah Jakarta Selatan. Vivick diketahui merupakan wanita kelahiran Flores yang lahir dari keluarga sederhana, bahkan orangtua Vivick tak mampu membiayai kuliahnya di kota besar seperti di Jakarta.
"Saya lahir dari keluarga bisa dibilang tidak kaya raya, lahir dari keluarga penuh tantangan. Kalau biaya kuliah orangtua saya mampu menyekolahkan saya tapi di Timor-timur. Untuk cita-cita saya keluar Jawa menurut bapak tidak sanggup," kata Kompol Vivick kepada Indozone, Selasa (1/9/2020).
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan itu memiliki cita-cita kuat untuk terbang ke Jakarta. Dia kemudian mencoba mengikuti seleksi polwan dan tak disangka, dirinya lolos dalam seleksi itu.
"Kerja sebagai polwan saya sambi kuliah dan saya kerja jadi reserse, saya punya keahlian menyanyi, saya gunakan untuk kegiatan sambilan untuk tambahan kuliah," ungkap Vivick.
Memasuki tahun 2001 hingga 2002, Vivick masuk ke perwira kepolisian dan sempat mengikuti pendidikan beladiri. Jenjang karirnya terus meningkat mulai dari menjadi polisi biasa, berkecimpung di bidang lalu lintas, polisi pariwisata, Wakasat Narkoba hingga kini menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Jaksel yang diketahui namanya cukup dikenal di lingkup kepolisian.
Sebagai anggota polisi dibidang reserse, tentu Kompol Vivick mempunyai pengalaman berkesan tersendiri dalam karirnya. Dia mengaku saat baru menjadi polisi, dia pernah dipercaya bergabung dalam tim mengusut kasus hilangnya seorang anak.
Kasus itu berhasil diungkap, Vivick dan timnya kala itu mendapat penghargaan dari Kapolda. Dia juga kerap bergabung dalam tim khusus hingga keluar negeri.
"Kasus Edi Tansil kita ikut juga, kita mencari informasi sampai keluar negeri. Lalu hilangnya salah satu dirut swasta dari rumah dan kita diturunkan dan kita mendapatkan posisi disembunyikannya yang bersangkutan," beber Vivick.
Kasus terkemuka lainnya yakni kasus narkoba Roy Kiyoshi, Jefri Nichol hingga ratu ekstasi Zarima Mirafsur. Lebih gila lagi, polisi wanita itu juga kerap dipercaya melakukan aksi undercover atau penyamaran dalam menyidik suatu kasus.
"Kalau narkoba saya banyak berkecimpung di penyamaran. Saya ikut dalam tim-tim khusus, terselubung saya salah satu yang jadi andil dalam penyamaran, informasi-informasi nomor telepon saya mencari tahu dan saya berhasil," kata Vivick.
Manusiawi kata Vivick, sebagai seorang wanita dia kerap diselimuti rasa ketakutan saat menangani kasus kriminal bahkan menangkap pelaku kejahatan. Meski begitu, diketahui aksi Vivick menyidik kasus kejahatan hampir semua terselesaikan dengan baik.
"Saat menangkap pelaku kejahatan saya pernah merasa takut, itu sangat normal," kata Vivick.
Di tengah kesibukannya sebagai polisi, Kompol Vivick juga menjalankan perannya sebagai ibu dari kedua anaknya. Dia sempat mengaku tidak tega meninggalkan anaknya sewaktu berumur lima tahun saat dia harus menjalankan tugasnya sebagai polisi.
"Dulu saya tim lapangan tidak pernah pulang ke rumah. Anak-anak saya dulu nangis kalau saya pergi waktu umur lima sampai enam tahun. Sekarang, anak-anak saya hebat-hebat dan tidak membuat saya resah," beber Vivick.
Kerap berhadapan langsung dengan pelaku narkoba, Vivick mencurahkan isi pikirannya dalam sebuah buku. Dia menggambarkan banyaknya kisah sedih dari para ibu melihat anaknya tersangkut kasus narkotika.
"Buku tulisan itu memicu hati nurani saya. Sebagai polwan yang bekerja di bidang narkotika juga seorang wanita melihat langsung anak-anak yang bermasalah narkotika kemudian keluarga ikut sakit hatinya, memohon ke kita untuk membantu," kata Vivick.
Dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol) atau melati satu, tidak membuat Vivick bangga. Dia memiliki cita-cita menjadi sosok polisi yang lebih besar lagi dan memberikan hidupnya untuk berbakti di Polri khususnya dibidang narkotika.
"Kalau ada kesempatan saya terus maju sampai masa habisnya karir saya. Saya sudah jatuh cinta dengan masalah narkotika," kata Vivick.
Kompol Vivick memberikan motivasi terhadap seluruh wanita muda Indonesia pada HUT polwan yang jatuh pada hari ini. Dia mengimbau agar para wanita terus mengejar mimpinya hingga sukses seperti dirinya.
"Memaksimalkan mimpi menjadi kenyataan. Semua yang ada dalam pikiran, keinginan jadikan suatu kenyataan dengan cara berbuat untuk memicu supaya bisa terjadi. Saya mampu dari kota kecil datang ke kota besar dan mampu sejajar dengan rekan-rekan yang sudah tinggal awal di kota besar," kata Vivick.
"Saya berharap apa yang sudah saya capai bisa menjadi cermin bagi seluruh anak bangsa yang mau berkiprah di segala bidang untuk kehidupan mereka," pungkas Vivick.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: