Penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah mendapatkan tanggapan beragam dari survei opini publik masyarakat umum dan kalangan elit yang dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia bertajuk 'Efek Kepemimpinan dan Kelembagaan dalam Penanganan Covid-19'.
Dari hasil survei terkait skala prioritas kebijakan pemerintah antara fokusnya pada isu kesehatan dan ekonomi, terdapat perbedaan signifikan antara opini publik masyarakat dan golongan elite, seperti akademisi, pejabat publik dan partai politik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengatakan mayoritas masyarakat umum mendukung pemerintah untuk memprioritaskan isu ekonomi dibandingkan isu kesehatan. Sementara kalangan elite punya pendapat berbeda dengan mendorong pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan.
"Dari hasil survei di bulan Juuni masyarakat umum yang memprioritaskan kesehatan, turun jauh dibandingkan bulan Mei. Dari angka 60,7% di bulan Mei menjadi 45% di bulan Juni. Ada penurunan signifikan di sana," kata Burhanudin dalam diskusi bertajuk 'Efek Kepemimpinan dan Kelembagaan dalam Penanganan COVID-19', Kamis (20/8/2020).
Sementara opini publik kalangan elite mendorong pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan kebijakan-kebijakan untuk pemulihan ekonomi, karena ekonomi akan bertumbuh baik jika kondisi kesehatan telah membaik.
"Kalau kita tanya soal isu ini, di kalangan elit opini publik beda jauh. Respons elite bahkan jauh lebih tinggi meminta pemerintah untuk memprioritaskan kesehatan. Dari survei Mei dan Juni 2020 tumbuh dari 21% menjadi 71%," bebernya.
Terkait ini, Epidemiolog UI Pandu Riono menuturkan masalah kesehatan harus menjadi perhatian utama karena masalah kesehatan merupakan akar yang harus dibereskan sebelum bicara soal masalah ekonomi.
"Dari awal PSBB dan segala macam itu, soal ekonomi. Padahal akarnya adalah masalah kesehatan. Berapa keterlambatan atau daily cost mengambil keputusan untuk menggunakan strategi seperti ini, yang economy costnya lebih besar, dibandingkan kita dalam waktu singkat, kita ada kerugian. Tapi setelah itu, pulih dan pulih dengan cepat karena sudah terkendali pandeminya," tukasnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah untuk membalik narasi yang gencar dipromosikan yakni narasi masyarakat Indonesia yang produktif dan aman. Karena harusnya narasi yang tepat saat ini adalah masyarakat yang aman dan produktif.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: