Ilustrasi UMKM (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) menyampaikan bahwa realisasi atau penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) adanya pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Bahkan, memasuki pekan ketiga Juli 2020 belum mencapai 10 persen.
"Total penyalurun PEN mengalami kenaikan dari 8,3% pada 16 Juli yang lalu menjadi 9,54%," kata Sekretaris Kemenkop dan UKM, Rully Indrawan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Rully mengakui bahwa penyaluran dana PEN untuk koperasi dan UKM ini masih sangat rendah. Karena itu, pihaknya akan segera mempercepat dengan berbagai upaya dan langkah yang tepat guna membantu pelaku UKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
"Jadi ada progres yang kita akui memang cukup lambat, kita terus telusuri di mana (masalahnya), ternyata sebagian besar adalah sosialisasi yang masih harus terus kita lakukan kepada masyarakat, terutama pelaku Umkm dan koperasi," ujarnya.
Dia meyakini bahwa ke depan dan dalam waktu dekat ini realisasi dana PEN di kementeriannya akan semakin cepat dan menyeluruh. Hal ini menyusul karena dokumen pelaksanaan anggaran atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) telah keluar.
"Saat ini telah dikeluarkannya DIPA pada beberapa unit penyelenggara kegiatan PEN, mudah-mudahan pada waktu ke depan ini dipercepat proses penyerapan," imbuhnya.
Dalam menyalurkan dan PEN ini, Kemenkop dan UKM bersinergi dengan sejumlah bank yang masuk dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Adapun diantara ialah Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, dan Bank BTN.
"Kamai sampaikan penerima manfaat dari program perhari ini, 21 Juni 2020, total penyaluran PEN yang sudah mencapai Rp14,842 triliun atau 9,59% dari total anggaran, sebesar Rp123,460 triliun," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: