JS (32), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) kini diancam hukuman mati di Malaysia.
Kedua orangtuanya, Asdin Sihotang (58) dan Maslina Nainggolan (60) menyurati Presiden Joko Widodo agar hukuman anaknya diberi keringanan.
JS didakwa atas kasus pembunuhan terhadap majikannya Sia Seok Nee (44), tanggal 19 Desember 2018 yang lalu.
Orangtua JS telah mengirim surat kepada Jokowi dan DPR lewat kantor Pos. Selain memohon bantuan kepada negara, orangtua Jonathan turut berharap kepada pengurus persatuan Marga Sihotang se-dunia.
JS berangkat ke Malaysia sekitar tahun 2015. Jonathan mendapat jodoh yang juga suku Batak, di Malaysia. Mereka menikah di Kota Pematangsiantar, namun keduanya memilih mencari nafkah di Malaysia, sementara dua orang anaknya tinggal di Siantar.
JS belum pernah menyentuh atau melihat secara langsung anak keduanya.
JS diduga membunuh majikannya, Sia Seok Nee, warga Kilang Toto Food Trading, Kampung Selamat, Tasek Gelugor, Malasyia. Dia membunuh majikannya karena kecewa saat menerima gaji tidak secara utuh selama setahun bekerja. Pada awal bekerja JS mendapat upah sebesar 1600-1800 ringgit Malasyia.
Saat hendak pulang ke Indonesia untuk bertemu dengan pihak kelurga, JS hanya diberi upah 900 ringgit Malasyia.
Uang tersebut pun diberikan sang majikan dengan melemparkan ke wajah JS. Melihat perlakuan itu, JS diduga emosi dan nekat membunuh majikan dan melukai dua orang keluarga majikannya itu.
Menurut Asdin, sebelumnya hubungan JS dengan majikannya cukup baik selama ini, sampai-sampai Jonathan dianggap sebagai bagian dari keluarga sendiri.
Kedekatan itu, kata Asdin, dapat dilihat ketika Jonathan selama ini dipercaya banyak hal. Karena cukup dekat, anak majikannya satu kamar tidur dengan Jonathan. Dulu, kata Asdin, saat Jonathan minta pulang ke Indonesia, keluarga majikannya cukup baik.
Tidak lama tinggal di Indonesia, Jonathan kembali ke Malaysia dan bekerja kembali dengan majikannya tersebut di tahun 2018 awal.
"Yang kita dengar informasinya, majikanya yang terbunuh itu sering main judi dan waktu itu sering dicari-cari orang,” kata Asdin.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: