Kategori Berita
Media Network
Senin, 08 JUNI 2020 • 11:59 WIB

Mulai Jalani New Normal, Bagaimana Pola Kehidupan Masyarakat?

Ilustrasi masyarakat menjalani new normal di DKI Jakarta. (INDOZONE/M. Fadli)

Setelah hampir 3 bulan berada di rumah saja, hari ini, Senin (8/6/2020), sebagian besar masyarakat khususnya yang tinggal di DKI Jakarta mulai kembali beraktivitas di luar rumah. Kantor dan restoran sudah diperbolehkan untuk beroperasi kembali dengan kapasitas 50%. Begitu juga dengan ojek online yang sudah bisa mengangkut penumpang.

Apakah tatanan kehidupan masyarakat yang kembali beraktivitas di luar rumah akan berubah? Mengingat hampir 3 bulan masyarakat menjalani aktivitas hanya di rumah saja. Menurut sosiolog dari Universitas Indonesia, Ida Ruwaida, pandemi Covid-19 yang datang mendadak memang memaksa masyarakat untuk mengalah demi mengendalikan penyebaran virus corona baru atau SARS-CoV-2.

Lebih lanjut Ida menerangkan, bentuk mengalah yang utama dilakukan oleh masyarakat adalah jaga jarak. Hal ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa kebijakan menjadi work from home (WFH), school from home (SFH), pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan karantina wilayah. Situasi ini yang kemudian membuat sebagian besar masyarakat berdiam diri di rumah.

“Imbas kebijakan tersebut adalah ‘terhentinya’ sebagian besar aktivitas ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik. Secara umum memang terkesan terjadi perubahan, namun belum bisa disimpulkan terjadi perubahan sosial ekonomi,” ujar Ida kepada Indozone saat dihubungi melalui pesan singkat.

Dia mengatakan, masih ada hal lain yang perlu dilihat yakni apakah penyesuaian kolektif yang terjadi pada masa pandemi akan menjadi pola kehidupan baru pasca pandemi yang dikenal sebagai new normal. Perubahan yang terjadi di masyarakat hanya pada sebagian aspek kehidupan. Oleh karenanya belum bisa disimpulkan terjadi perubahan tatanan kehidupan, khususnya di level mikro dan meso atau individu dan kelompok.

“Kondisi keterpaksaan yang hanya dalam kurun waktu 3-4 bulan belum tentu melahirkan kebiasaan dan pola hidup baru. Jika Covid-19 berlangsung antara 1-2 tahun, maka perubahan yang terpola dimungkinkan terjadi sehingga tatanan sosial ekonomi, bahkan politik bisa bergeser,” kata Ida.

Ia mengatakan, selama hampir 3 bulan di rumah saja, digitalisasi di masyarakat semakin masif. Pola kerja, pola belajar, pola belanja, dan masih banyak lagi mengalami perubahahan karena mengandalkan teknologi. Tidak menutup kemungkinan hal itu bisa mengubah kehidupan di masyarakat.

“Jika digitalisasi dalam jangka waktu tertentu tetap berkembang, maka secara makro akan berimbas pada sejumlah sektor usaha. Misalnya bisnis meeting, conference, dan lain-lain yang geliatnya bisa melemah. Efeknya peluang kerja di sektor tersebut semakin menyempit,” pungkas Ida.


Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Mulai Jalani New Normal, Bagaimana Pola Kehidupan Masyarakat?

Link berhasil disalin!