Kategori Berita
Media Network
Senin, 08 JUNI 2020 • 10:04 WIB

Buntut Kesepakatan OPEC+ Pangkas 9,7 Juta BPOD, Harga Minyak Melesat Lebih dari 2%

Ilustrasi industri minyak. (Pexels/Life Of Pix)

Harga minyak menguat lebih dari 2%, Senin pagi, ke level tertinggi dalam tiga bulan setelah OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, sepakat untuk memperpanjang rekor pemotongan produksi hingga akhir Juli.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melonjak US$1,02 atau 2,4% menjadi US$43,32 per barel pada pukul 07.00 WIB, demikian laporan Reuters, di Singapura, Senin (8/6/2020). Brent sempat melejit setingginya di posisi US$43,41 per barel.

Sementara itu, masih dari Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) patokan Amerika Serikat melambung 83 sen, atau 2,1%, menjadi US$40,38 per barel. Keduanya, baik Brent maupun WTI mencapai level tertinggi sejak 6 Maret.

Brent naik hampir dua kali lipat sejak awal April, didukung pengurangan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar 9,7 juta barel per hari (BOPD) oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC), Rusia dan sekutunya.

Sebagaimana diketahui, kelompok OPEC+, pada Sabtu (6/6/2020) lalu memperpanjang kesepakatan untuk memangkas hampir 10% pasokan global dari pasar selama tiga bulan hingga akhir Juli.

Setelah kesepakatan itu, eksportir terbesar dunia, Arab Saudi, menaikkan harga minyak mentah bulanan untuk Juli dengan tajam. Namun, kepatuhan terhadap perjanjian di antara anggota OPEC, seperti Irak dan Nigeria, tetap menjadi masalah.

"Kendati produsen yang bersalah seperti Irak dan Nigeria berjanji untuk memenuhi 100% kesesuaian dan mengkompensasi kinerja yang kurang baik sebelumnya, kami masih berpikir mereka akan terus memiliki beberapa masalah komitmen selama musim panas," kata Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global RBC Capital Markets menuturkan kepada Reuters.

"Potensi kembalinya output Libya juga dapat menyebabkan tantangan besar bagi kepemimpinan OPEC," sambungnya.

Di Libya barat daya, dua ladang minyak utama dibuka kembali setelah berbulan-bulan blokade yang memukul sebagian besar produksi negara itu. Bahkan ketika harga mulai pulih, minyak masih jauh di bawah biaya sebagian besar produsen shale-oil  AS, yang mengarah ke penghentian, PHK, dan pemotongan biaya di produsen terbesar di dunia itu.

Jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi di AS turun ke rekor terendah untuk minggu kelima berturut-turut dalam pekan hingga 5 Juni, menurut data dari Baker Hughes. Hampir 30% dari output minyak lepas pantai AS juga ditutup, Jumat, ketika badai tropis Cristobal memasuki Teluk Meksiko.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Buntut Kesepakatan OPEC+ Pangkas 9,7 Juta BPOD, Harga Minyak Melesat Lebih dari 2%

Link berhasil disalin!