Menteri BUMN, Rini Soermarno (ANTARA/Wahyu Putro A)
Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN), Rini Soemarno, mendapat teguran dari Presiden terpilih Joko Widodo karena tingginya impor di sektor migas. Namun, Rini bersikap santai dan menganggap situasi itu biasa terjadi.
"Oh kalau ditegur tidak apa-apa. Migas kan memang kalau permintaan naik, otomatis kami impornya banyak. Ya, kami akan lihat kenapa bulan Mei naik," kata Rini.
Rini menganggap teguran itu menjadi pelecut para menteri agar bekerja lebih keras. Sang menteri pun bakal mencari solusi bersama jajarannya agar nilai impor, khususnya di sektor migas, bisa menurun.
"Kami harus kerja lebih keras. Kerja lagi," tegas Rini.
Sebelumnya, Presiden terpilih Jokowi menegur Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignatius Jonan, serta Rini Soemarno ketika membuka sidang kabinet paripurna di Istana Bogor, Senin (8/7/2019).
Jokowi mempertanyakan nilai impor yang sangat tinggi, yaitu mencapai 70,6 miliar dolar Amerika Serikat. Padahal, Indonesia dianggap punya banyak peluang untuk meningkatkan ekspor karena adanya gejala perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
"Coba dicermati angka-angka ini dari mana kenapa impor jadi sangat tinggi, kalau didetailkan lagi migasnya ini naiknya besar sekali. Hati-hati di migas Pak Menteri ESDM, yang berkaitan dengan ini. Bu menteri BUMN yang berkaitan dengan ini, karena rate-nya paling banyak di situ," ujar Jokowi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: