Restu Jokowi Tentukan Ketum Golkar Terpilih

Presiden Jokowi saat menghadiri Munaslub Partai Golkar Tahun 2017 di JCC, Jakarta, Senin (18/12/2017) (Setkab)

Partai Golkar akan mengelar musayawarah nasional dengan salah satu agendanya memilih ketua umum. Dua orang calon Ketum Golkar sudah digadang-gadang akan bertarung yaitu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Ketua DPR Bambang Soesatyo.

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menegaskan, restu Presiden Joko Widodo yang akan berkuasa pada periode keduanya, menjadi faktor yang bisa membuat calon ketua umum Partai Golkar memenangkan kontestasi munas.

"Saya masih yakin dengan tesis, siapapun yang menang di munas mendatang sangat ditentukan apakah si calon memiliki restu dari kekuasaan atau tidak," kata Burhanudin dalam diskusi bertajuk Dinamika Partai Golkar: Memanas Jelang Suksesi; Membaca Restu Jokowi di Jakarta, Minggu, (7/7/2019).

Ia menegaskan ada kelebihan yang dimiliki Airlangga yang merupakan menteri di Kabinet Kerja. Berbeda dengan Bambang Soesatyo yang pada bulan Oktober mendatang kemungkinan tidak lagi menjadi Ketua DPR. Namun, keduanya dinilai saat ini punya akses langsung pada Jokowi. 

Burhanudin mengatakan, Airlangga yang pada Oktober nanti masih menjadi Ketua Umum Golkar, punya peluang untuk memilih atau merekomendasikan kadernya duduk sebagai menteri di kabinet mendatang. "Namun buat saya, Jokowi tentu tidak melihat dari sisi kedekatan saja tapi juga misalnya sisi kepemimpinan masing-masing calon ketua umum harus mampu memastikan Jokowi soft landing di periode kedua," ujarnya.

Fungsionaris Partai Golkar Andi Sinulingga mengingatkan para elit partai tersebut agar tidak membuat kegaduhan menjelang kontestasi pemilihan ketum dan tidak munculkan dua kubu seteprti konstestasi istilah Pilpres dengan hadirnya istilah cebong dan kampret.

"Kalau kegaduhan itu tidak dihentikan, percayalah tidak baik untuk eksistensi Partai Golkar. Kasihan generasi yang baru masuk Golkar karena yang diwariskan kepada mereka tinggal ampas," katanya.