INDOZONE.ID - Pada hari pertama penayangan iklan Videotron kampanye Anies Baswedan, yang dijadwalkan akan tayang selama seminggu di Bekasi dan Jakarta, mendadak dihentikan setelah beberapa jam.
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, mendapatkan dukungan dari akun twitter @aniesbubble.id dan @olpproject untuk tayangan videotron bergaya ala K-popers di kedua kawasan tersebut.
Namun, penghentian mendadak tersebut menuai kekecewaan dan berbagai spekulasi dari netizen. OLPP Project memberikan klarifikasi melalui akun Twitter mereka, menyatakan bahwa LED Ads yang seharusnya tayang selama seminggu di dua lokasi tersebut tidak dapat dilanjutkan karena suatu hal yang di luar kendali mereka.
Baca Juga: Wujudkan Ambon Sebagai Kota Musik Dunia, Anies Janji Bangun Gedung Konser Bertaraf Internasional
Mereka berjanji untuk mencari solusi terbaik dengan pihak-pihak terkait dan meminta dukungan dari "humanies" atau pendukung Anies Baswedan.
Dalam merespons klarifikasi tersebut, Anies Baswedan memberikan apresiasi tinggi kepada semua yang telah mendukung inisiatif kampanye tersebut, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
Ia menyatakan semangat untuk menghadapi segala tekanan, mengingat tekanan hidup rakyat kebanyakan setiap hari.
Netizen pun memberikan beragam reaksi terhadap kejadian ini. Beberapa di antaranya menunjukkan simpati terhadap Anies Baswedan, menyatakan bahwa orang yang dipersulit biasanya adalah orang yang berprinsip.
Baca Juga: Kampanye di Maluku, Anies Janji Bangun Lapangan Kampung Standar FIFA buat Majukan Sepak Bola
Ada juga yang menyarankan agar pihak OLPP Project meminta ganti rugi dua kali lipat karena kontrak yang diputus secara sepihak.
Dengan berbagai tanggapan dan reaksi yang muncul dari masyarakat, kontroversi ini menjadi sorotan publik. Sementara Anies Baswedan mengajak semua untuk tetap semangat dan menghadapi tantangan bersama, OLPP Project berkomitmen untuk terus memaksimalkan proyek ini dengan dukungan dari "humanies."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X/olpproject