Cawabup Djos Sapa Anggota Partai Golkar: Besok Wabup Bukan Ban Serep!

Djoko Susanto melakukan giat kampanye dengan menyapa anggota Partai Golkar Jember Dapil 1 dalam acara rapat konsolidasi.

INDOZONE.ID - Cawabup Pilkada 2024 nomor urut 02, Djoko Susanto melakukan giat kampanye dengan menyapa anggota Partai Golkar Jember Dapil 1 dalam acara rapat konsolidasi, Selasa (1/10/2024) malam WIB.

Acara rapat konsolidasi yang digelar di salah satu rumah makan di Jalan Yos Sudarso, Lingkungan Langsepan, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Jember itu.

Merupakan acara menyapa Cawabup yang akrab disapa Djos itu. Kepada seluruh pendukunnya yang berasal dari partai berlogo pohon beringin.

Baca Juga: Mantan Suami Catherine Wilson, Idham Mase Kembali Terpilih menjadi Anggota DPRD Sidrap Mesti Tak Pasang Baliho

Dalam kesempatan itu, Djos menyampaikan visi dan misinya saat nanti jika terpilih sebagai Kepala Daerah Kabupaten Jember. Ia tegas akan menepis anggapan, jabatan Wabup hanya selalu dianggap sebagai sampingan.

"Pilkada itu untuk memilih kepala daerah. Bupati tidak hanya kepala daerah, tapi juga ada wakil bupati. Itu menjadi satu paket, ada bupati-wakil bupati," kata Djos saat dikonfirmasi usai kegiatan rapat.

Djoko Susanto melakukan giat kampanye dengan menyapa anggota Partai Golkar Jember Dapil 1 dalam acara rapat konsolidasi.

"Ibarat tubuh itu, adalah fungsi tangan kanan dan kiri. Itu adalah pemahaman Pilkada dan kepala daerah, kira-kira begitulah," sambungnya.

Dengan pernyataan itu, menurut Djos, kepemimpinan kepala daerah Jember harus satu kesatuan.

Baca Juga: Kaesang Ikut Blusukan Cabup Jember, Dapati Kasus Stunting di Tengah Kota

"Kepemimpinan ke depan ini harus satu kesatuan. Tidak ada istilah pemain cadangan, ban serep. Karena kepala daerah yakni bupati dan wakil bupati harus menjadi satu kesatuan untuk memimpin Jember. Jangan lagi diistilahkan ban serep, atau apalagi ban kempes. Ya kira-kira begitulah," ujarnya.

Bagi para pendukungnya, Pria yang mantan birokrat di wilayah BPN itu mengatakan, dalam berpolitik untuk tidak serampangan.

"Sehingga bagi para pendukung bagaimana kebijakan itu harus dikaji lebih dalam. Apakah pro dengan rakyat dan lebih realistis. Istilahnya, tidak hanya jadi pendukung membabi buta," ujar Djos.