Senin, 28 APRIL 2025 • 19:47 WIB

Para Kardinal Katolik Bahas Jadwal Konklaf Pemilihan Paus Baru

Author

Para kardinal di seluruh dunia berkumpul di Vatican.

INDOZONE.ID - Para kardinal Katolik dari seluruh dunia berkumpul pada Senin (28/4/2025) di Vatikan untuk membahas jadwal konklaf Paus pengganti, dalam pertemuan pertama mereka setelah pemakaman Paus Fransiskus.

Pertemuan kardinal soal pemilihan Paus ini menjadi langkah awal sebelum memasuki proses konklaf rahasia guna memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

Keputusan resmi mengenai waktu konklaf diperkirakan akan diumumkan sekitar tengah hari, meskipun pelaksanaan konklaf pemilihan Paus baru kemungkinan baru dimulai setelah 6 Mei.

Baca Juga: Lebih dari 30 Ribu Orang Padati Gereja di Roma untuk Kunjungi Makam Paus Fransiskus

Sebagai bagian dari persiapan, Kapel Sistina atau tempat suci abad ke-16 yang biasa digunakan untuk konklaf ditutup untuk umum sejak Senin.

Penutupan ini dilakukan untuk menyiapkan tempat bagi para kardinal yang akan mengikuti konklaf.

Sebelumnya, dua konklaf terakhir yang berlangsung pada tahun 2005 dan 2013 hanya memakan waktu dua hari.

Namun, Kardinal asal Swedia, Anders Arborelius, memperkirakan proses kali ini bisa berlangsung lebih lama karena banyak dari mereka yang belum saling mengenal.

Dalam pernyataannya, Arborelius mengatakan bahwa banyak kardinal yang diangkat oleh Paus Fransiskus berasal dari wilayah yang sebelumnya belum pernah memiliki kardinal, seperti Myanmar, Haiti, dan Rwanda.

"Kami belum saling mengenal," ujarnya. Saat ini, ada sekitar 135 kardinal di bawah usia 80 tahun yang berhak ikut dalam konklaf pemilihan Paus baru ini.

Paus Fransiskus, yang menjabat sejak 2013, wafat pada usia 88 tahun pada 21 April lalu. Pemakamannya pada Sabtu, yang dilanjutkan dengan arak-arakan menuju makam di Basilika Santa Maria Maggiore, dihadiri oleh lebih dari 400.000 umat.

Kardinal Katolik tentukan waktu konklaf ini dengan memperhatikan semangat dan harapan umat Katolik dunia.

Kardinal asal Jerman, Walter Kasper, mengatakan dalam wawancaranya dengan surat kabar La Repubblica, bahwa besarnya antusiasme umat menunjukkan keinginan agar gaya reformis Paus Fransiskus dapat diteruskan oleh paus berikutnya.

Sebagai paus pertama dari Amerika Latin, Paus Fransiskus dikenal membuka ruang diskusi dalam Gereja, mulai dari isu penahbisan perempuan hingga keterbukaan terhadap komunitas LGBTQ.

"Umat telah memilih dengan kaki mereka," ujar Kasper, yang kini berusia 92 tahun dan tidak akan ikut dalam konklaf. "Saya yakin kita harus melanjutkan jejak langkah Fransiskus."

Baca Juga: 3 Fakta Ribuan Orang Sambut Peti Paus Fransiskus yang Dikeluarkan untuk Pemakaman

Meski begitu, tidak semua kardinal sejalan. Ada sekelompok kardinal konservatif yang diperkirakan akan berusaha mendorong terpilihnya paus yang lebih berpegang pada tradisi dan mempersempit visi Gereja yang lebih inklusif seperti yang diusung Paus Fransiskus.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com